PERTANIAN PACITAN : Ribuan Pekarangan Rumah Belum Ikuti KRPL

PERTANIAN PACITAN : Ribuan Pekarangan Rumah Belum Ikuti KRPL Ilustrasi kebun tanaman organik. (JIBI/Harianjogja/Dok.)

    Pertanian Pacitan, sebagian masyarakat Pacitan masih enggan untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah mereka untuk ditanami sayuran.

    Madiunpos.com, PACITAN — Pekarangan rumah yang ada di Kabupaten Pacitan belum dimanfaatkan masyarakat sebagai Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Padahal KRPL dianggap sebagai salah satu solusi untuk pemanfaatan lahan dan ketahanan pangan.

    Anggota staf Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan Kantor Ketahanan Pangan Pacitan, Titis, mengatakan KRPL merupakan upaya yang dilakukan untuk pemanfaatan lahan pekarangan di rumah warga. Selain itu, KRPL untuk mengefisiensikan lahan dan sebagai pemenuh kebutuhan hidup.

    Titis menyampaikan warga bisa memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanami berbagai sayuran dan tumbuhan obat, seperti cabai, kacang panjang, labu, terong, kunyit, kunir, dan tanaman lainnya. Dengan pemanfaatan lahan tersebut diharapkan warga tidak perlu membeli sayuran untuk kebutuhan harian.

    Namun, kata dia, saat ini masih banyak warga yang belum memanfaatkan lahan mereka untuk ditanami sayur-sayuran atau tanaman lain yang bermanfaat. “Masih banyak warga yang belum memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk KRPL, padahal ini sangat menguntungkan, ya minimal mereka tidak perlu membeli sayuran harian karena tinggal mengambil di kebun,” kata dia kepada Madiunpos.com, Rabu (24/8/2016).

    Titis menyampaikan ada tiga strata dalam KRPL ini yaitu strata pertama dengan lahan pekarangan kurang dari 100 meter bisa menggunakan polybag dan barang-barang bekas sebagai tempat menanam sayuran, strata kedua dengan luas lahan pekarangan di atas 100 meter hingga 300 meter bisa menanam sayuran di tanah, dan strata ketiga dengan luas lahan di atas 300 meter bisa menanam sayuran di tanah dan dilengkapi dengan kolam ikan. Dengan pemanfaatan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan rumah warga.

    Lebih lanjut, dia menegaskan salah satu yang sulit dalam memeperkenalkan KRPL yaitu mengubah pola pikir masyarakat. Karena di program KRPL ini, masyarakat dilatih untuk bersabar dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan hasil sayuran bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan harian. Padahal, masyarakat selama ini lebih suka yang instan yaitu dengan membeli sayuran di warung atau pedagang sayuran keliling.

    “Kami secara rutin melakukan sosialisasi mengenai KRPL ini kepada masyarakat. Mengubah pola pikir ini yang sulit, karena masyarakat sudah terbiasa membeli sayuran di warung atau di pasar, jadi kalau diminta untuk menanam sendiri itu sulit,” ungkap Titis.



    Editor : Ahmad Mufid Aryono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.