PROPERTI JATIM : Pemerintah Didesak Dorong Percepatan Pasokan Rumah Bersubsidi

PROPERTI JATIM : Pemerintah Didesak Dorong Percepatan Pasokan Rumah Bersubsidi Ilustrasi rumah bersubsidi. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

    Properti Jatim perlu dorongan pemerintah sehingga mempercepat pasokan rumah bersubsidi.

    Madiunpos.com, MALANG — Pemerintah dinilai perlu mendorong percepatan pasokan rumah bersubsidi dengan memberikan insentif bagi pengembangnya.

    Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Komisariat Malang Umang Gianto mengatakan insentif untuk konsumen, end user, untuk rumah sebenarnya cukup banyak. “Terakhir segera direalisasikan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat),” ujarnya di Malang, Jumat (12/2/2016).

    Yang dikhawatirkan, dari sisi permintaan rumah bersubsidi meningkat tajam dengan berbagai insentif dari pemerintah sehingga konsumen berpenghasilan rendah tingkat kemampuan membeli rumah lebih tinggi. Namun problemnya, jika dari sisi pasokan justru kurang, bahkan tidak ada, maka program tersebut menjadi kurang relevan.

    Bentuk insentif bagi pengembang perumahan bersubsidi, kemudahan perizinan, perpajakan, dan bantuan prasarana sarana utilitas (PSU). Problem pengurusan perizinan bagi perumahan bersubsidi, kata Umang, masih tidak berkurang. Prosesnya masih panjang dan banyak meja yang harus dilalui. Panjangnya meja birokrasi otomatis akan meningkatkan biaya.

    Masalah lain, terkait dengan pajak daerah dan pajak penghasilan. Pajak daerah yang sering dikeluhkan pengembang, terkait dengan pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). Tingginya tarif BPHTB berdampak pada tingginya PPh final yang dikenakan kepada pengembang.

    Di sisi lain, bantuan PSU, kata Umang, juga sangat kurang. Realisasi bantuan pemerintah berupa PSU untuk kompleks perumahan bersubsidi sangat kurang.

    Jika sebelumnya bantuan PSU berupa akses jalan, trotoar, dan saluran air, maka saat ini hanya berupa trotoar. Jalan dan saluran air tidak lagi dialokasikan oleh pemerintah.

    Dengan begitu, beban pengembang perumahan rumah bersubsidi menjadi lebih tinggi karena investasinya banyak tersedot pada penyediaan infrastruktur.

    “Jadi mestinya perhatian pemerintah berimbang. Tidak hanya memperbaiki sisi permintaan, tapi juga dari sisi pasokannya,” ujarnya.

    Harga Selalu Naik
    Dengan direalisasikannya Tapera, maka permintaan terhadap rumah bersubsidi akan meningkat. Hal itu terjadi karena kemampuan dari buruh untuk membeli rumah meningkat.

    Menjadi masalah pula, tren harga rumah yang selalu naik per tahun. Dengan begitu maka dikhawatirkan harga rumah tidak lagi dapat terkover Tapera.

    Karena itulah, pemerintah perlu mendorong agar harga rumah bersubsidi bisa stabil, namun pengembang masih berpeluang memperoleh margin yang memadai.

    Subsidi dari pemerintah untuk pengembang menjadi salah satu alat agar harga rumah bisa ditekan.

    Kebijakan lain, adanya bank tanah oleh pemerintah daerah. Dengan dikuasainya tanah oleh pemda, maka harganya tidak naik terus sehingga tidak memenuhi syarat untuk dibangun rumah bersubsidi.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.