Puncak Lawu sebagai objek wisata alam yang memesona rupanya sempat membuat kecewa bule asal Austria ini.
Madiunpos.com, MAGETAN – Kabut tebal yang membelai Gunung Lawu, Senin (23/2/2015) siang itu rupanya tak membuat ciut nyali para pendaki gunung di Pulau Jawa itu. Mereka bukan hanya para pendaki lokal atau luar Jawa, melainkan dari mancanegara, seperti Malaysia dan Austria.
Lantas, apa respon mereka setelah berjuang keras menaklukkan gunung setinggi 3.265 mdlp dari permukaan air laut itu.
Marwan, salah satu pendaki asal Malaysia mengaku sangat puas dengan perjalanan panjangnya menaklukkan puncak Lawu. Sebab, perjalanan itu adalah pengalaman dia kali pertama di negeri orang.
“Bahkan, ini pengalaman saya mendaki gunung. Karena saya memang tak pernah mendaki Gunung,†ujarnya saat berbincang dengan Madiunpos.com ketika istirahat di Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Magetan.
Meski demikian, Marwan tak bisa menutupi rasa kecewanya ketika menyaksikan sampah-sampah berserakan di sepanjang jalur pendakian. Menurutnya, sampah-sampah itu menunjukkan betapa para pendaki tak memahami etika bersahabat dengan alam.
“Terutama di pos tiga. Di sana, banyak sekali sampah plastik sisa bungkus makanan. Ini sangat memprihatinkan,†ujarnya.
Sudirman, pendaki asal Samarinda juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, sampah-sampah berserakan yang ditemukan di sepanjang jalur pendakian sangat bertolak belakang dengan jati diri puncak Lawu yang menawarkan keindahan alam natural.
“Kami sangat puas ketika bisa menyaksikan sunrise di puncak Lawu. Namun, jika mengingat banyaknya sampah berserakan di sepanjang jalur pendakian, hati rasanya miris. Kok bisa para pendaki tak memahami etika mendaki gunung,†paparnya.
Menurut Sudirman, sampah-sampah itu kemungkinan adalah ulah para pendaki awam yang tak memahami tata krama menjadi seorang pendaki. Pasalnya, seorang pendaki gunung sejatinya adalah mereka yang berada di garis terdepan dalam menjaga kelestarian alam.
“Tadi, kami juga sempat berbincang banyak dengan bule asal Autria di puncak Lawu. Ia pun mengungkapkan keprihatinan yang sama, yakni soal sampah-sampah berserakan di sepanjang jalur pendakian,†paparnya.
Sudirman melanjutkan, bule Autria tersebut mendaki puncak Lawu didampingi seorang guide. Ketika berbagi kisah dengannya, kata Sudirman, bule tersebut menyampaikan keprihatianan mendalam atas banyak sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalur pendakian.
"Saya ketika naik mendaki tidak mendapatkan pengarahan dulu dari pengelola. Saya berharap, ke depannya setiap pendaki Gunung Lawu dibekali pengarahan tentang tata krama mendaki. Ya, salah satunya tak membuang sampah seenaknya itu. Soalnya, kalau wisatawan mencanagera tahu, kan memalukan kita juga," tambahnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.