Ratusan Santri di Madiun Dipulangkan, Sebelumnya Disemprot Antiseptik
Ratusan santri Pondok Pesantren Al Mujaddadiyah, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
Para santri putra dan putri di Ponpes itu dipulangkan setelah ada imbauan dari pemerintah dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ualama (PWNU) Jawa Timur. Dipulangkannya para santri ini sebagai bentuk pencegahan persebaran virus corona.
Kawasan Ponpes yang ada di Kelurahan Demangan itu tampak ramai, Selasa (31/3/2020) pagi. Para wali santri terlihat menunggu anak-anaknya keluar pondok untuk dijemput dan dibawa pulang ke rumah masing-masing.
Kasus Pertama, Satu Warga Madiun Positif Corona
Sebelum pulang, satu per satu santri di ponpes itu disemprot menggunakan cairan antiseptik. Tidak hanya badan para santri yang disemprot, barang bawaan mereka juga disemprot.
Setelah disemprot, santri itu kemudian keluar pondok dan langsung dibawa para wali santri yang telah menunggunya di depan. Kepulangan para santri ini memang berbeda dari waktu biasanya dan perlakuannya juga berbeda.
Ini menjadi sebuah usaha untuk memutus rantai persebaran Covid-19. Sehingga para santri pulang dalam kondisi steril dan terbebas dari virus.
Untuk itu, para wali santri juga diminta langsung pulang ke rumah dan jangan mampir-mampir.
Pengurus Ponpes Al Mujaddadiyah, Siti Saroh, mengatakan ada sekitar 200 santri yang dipulangkan karena Covid-19 ini. Pemulangan para santri ini dilakukan beberapa tahap.
Untuk Selasa ini, para santri dari wilayah Madiun Raya dan beberapa daerah lain dipulangkan secara bersamaan. Khusus bagi santri asal Kabupaten Magetan akan dipulangkan pada Rabu (1/4/2020), karena Magetan merupakan zona merah Covid-19. Sehingga penjemputan santri tidak disamakan dengan santri dari berbagai daerah.
"Hari sebelumnya, santri dari luar Jawa sudah dipulangkan," kata dia.
Saroh menyampaikan santri hanya diperbolehkan dijemput menggunakan kendaraan pribadi, bukan kendaraan umum. Karena kendaraan umum sangat rawan persebaran virus corona.
Sebelum dipulangkan, Ponpes Al Mujaddadiyah ini memberlakukan penutupan. Para wali santri maupun orang luar tidak diperbolehkan untuk bertamu di pondok.
"Selama masa penutupan. Para santri melakukan berdoa bersama, istigosah, supaya wabah ini segera berakhir," kata Saroh.
Selama berada di rumah, kegiatan mengaji masih akan terus dilakukan secara online melalui Facebook. Sehingga para santri selama di rumah juga melakukan kegiatan belajar kitab seperti biasa.
Satu RT Dengan Pasien Positif Corona, 60 Warga Di Magetan Sepakat Kurung Diri
Ponpes menetapkan libur terkait wabah corona ini cukup panjang, yakni sampak habis Lebaran 2020. Untuk kegiatan Ramadan juga ditiadakan dan hanya dilakukan secara online.
Penyemprotan antiseptik ini bekerjasama dengan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kota Madiun. Koordinator Lapangan LPBI NU Kota Madiun, Sulung Setia Wahono, mengatakan Ponpes Al Mujaddadiyah ini menjadi ponpes pertama di Kota Madiun yang memulangkan para santrinya sejak wabah virus corona menyerang.
"Tadi ada permintaan dari pihak pondok supaya melakukan penyemprotan bagi santri yang akan pulang ke kampung halamannya masing-masing," ujar dia.
Penyemprotan ini menggunakan cairan antiseptik, bukan disinfektan. Ini dilakukan supaya virus atau bakteri yang menempel di tubuh para santri mati.
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Berikut Ini Nama-nama Anggota Bawaslu Periode 2023-2028 di Wilayah Madiun Raya
- Inginkan Suroan & Suran Agung Tanpa Konflik, Ini Pesan Wali Kota Madiun
- Motif Pelaku Pembunuhan Perempuan Muda di Kamar Kos Madiun Terungkap
- Satu Pengendara Motor Luka Berat dalam Kecelakaan di Depan PG Kanigoro Madiun
- Diduga Korban Pembunuhan, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal di Indekos Madiun
- Jadi Pengedar Sabu di Madiun, 2 Anggota Polisi Dituntut 4 Tahun 6 Bulan Penjara
- Gandeng Google Indonesia, Pemkot Madiun Latih Ratusan Guru Manfaatkan Chromebook
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.