RUSUH SUPORTER : Perguruan Silat hingga Suporter Bentrok, Salahkah Pemerintah?

RUSUH SUPORTER : Perguruan Silat hingga Suporter Bentrok, Salahkah Pemerintah? Bus Surabaya United yang pecah kacanya di depan Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (19/12/2015). (Arif J/JIBI/Solopos)

    Rusuh suporter dinilai member Paguyuban Madiun (Paguma) sebagai muara kesalahan pemerintah yang tidak cakap dan amburadul.

    Madiunpos.com, MADIUN — Pengguna akun Facebook Pramono Hadi, Selasa (22/12/2015) pagi, mengutarakan pendapat terkait rusuh suporter di grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun). Menurut dia, kerusuhan suporter hingga perang antarperguruan pencak silat bisa terjadi sebagai dampak atas pemerintahan yang kurang cakap dan amburadul.

    "Perang antar suporter di Sragen, perang antar Ormas di Bali, gesekan TNI-Polri di beberapa tempat, perang antar perguruan silat di bebedapa kota, ricuh di DPR, dan masih banyak lagi. Itu potret carut marut dan amburadulnya pemerintah sekarang ini. Begitu mudahnya orang menghilangkan nyawa orang lain, saling bunuh," tulis Pramono Hadi.

    Pramono Hadi menyebut kerusuhan suporter hingga perang antarperguruan silat tidak terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Menurut dia, sangat jarang ditemukan kasus kriminalitas pada masa Orde Baru.

    "Waktu saya masih kecil zaman pemerintahan Presiden Soeharto hal-hal begitu [kerusuhan] adalah sesuatu yang tabu dan tidak ada. Pada zaman itu orang terkena kasus kriminal dan dipenjara sangat jarang sekali. Tapi zaman pemerintahan sekarang melihat orang terkena kasus kriminal dan dipenjara merupakan hal biasa," lanjut Pramono Hadi.

    Kesalahan Individu
    Pantauan Madiunpos.com di Facebook, Selasa pagi, pendapat Pramono Hadi tersebut langsung mendapat 18 komentar dan disukai enam akun Facebook. Sebagian besar komentar membantah pendapat Pramono Hadi yang menganggap kerusuhan suporter hingga perang antarperguruan silat merupakan kesalahan pemerintah sekarang.

    Pemilik akun Facebook Hany Putranto menyampaikan kebobrokan pemerintahan Presiden Soeharto tidak diberitakan seperti sekarang. "Kalau dulu g diberitakan seolah semua aman, padahal bobrok... Sekarang media bebas memberitakan sesuai keadaan," jelas Hany Putranto di kolom komentar.

    Sementara itu, pengguna akun Facebook Agung Eko Nurcahyono menilai kerusuhan suporter hingga perang antarperguruan pencak silat bukan kesalahan lembaga atau pemerintah sekalipun, melainkan individu masyarakat. "Yg salah itu bukan lembaga, ormas, media/pun kumpulan laennya... Tapi yg salah itu individu/kita sendiri masing'. Yg menjalani itu bukan lembaga, tapi kita sebagai individu. Jadi yg salah itu manusia itu sendiri. Intinya introspeksi, memperbaiki & mawas diri," komentar Agung Eko Nurcahyo.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
    KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.