Saat Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Mulai Turun, Jatim Malah Naik

Tren penambahan kasus Covid-19 di Jatim naik sementara di DKI Jakarta turun.

Saat Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Mulai Turun, Jatim Malah Naik

    Madiunpos.com, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menilai ada tren yang berubah dalam perkembangan kasus Covid-19. Provinsi DKI Jakarta menunjukkan tren penurunan pertambahan kasus, sementara Jawa Timur meningkat.

    "Jakarta sudah mulai menurun. Namun, pemudik yang balik nanti bila tidak dicegah bisa menimbulkan second wave [gelombang kedua]," kata Wiku dalam jumpa pers secara daring yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Selasa (26/5/2020), seperti dilansir Antara.

    Per Senin (25/6/2020), kasus Covid-19 di Jawa Timur mencapai 3.875 orang, atau bertambah 233 orang dibandingkan sehari sebelumnya.  Seperti biasa, Kota Surabaya menjadi penyumbang tertinggi penambahan pasien baru dengan 120 orang. Sementara Kabupaten Sidoarjo 30 orang. Sisanya disumbang dari daerah lain.

    Duh, Balon Udara Nyangkut di Kabel Sutet Madiun

    Sementara pasien meninggal bertambah sembilan orang menjadi 303 orang. Pasien yang sembuh bertambah 17 orang menjadi 506 orang.

    Wiku mengatakan perlu ada partisipasi penuh dari masyarakat untuk terus menurunkan tren kasus COVID-19 di DKI Jakarta dan mencegah peningkatan kasus di Jawa Timur.

    Indikator Kesehatan

    Menurut Wiku, berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat tiga aspek utama untuk menetapkan apakah suatu daerah siap melakukan aktivitas sosial ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

    Update Covid-19 Magetan! Bertambah 4 Jadi 71 Pasien Positif, 3 Meninggal

    "Indikator kesehatan masyarakat dinilai berdasarkan tiga aspek utama, yaitu gambaran epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan layanan kesehatan," tuturnya.

    Wiku menjelaskan aspek epidemiologi suatu daerah disebut baik bila penurunan kasus selama dua pekan setelah puncak terakhir paling sedikit 50 persen. Ini  meliputi jumlah kasus positif, jumlah pasien dirawat, jumlah pasien dalam pengawasan, jumlah orang dalam pemantauan, dan jumlah kasus meninggal.

    Penurunan gambaran epidemiologi tersebut harus diikuti dengan peningkatan surveilans kesehatan masyarakat. Yaitu semakin banyak spesimen yang diperiksa oleh laboratorium. "Jadi, harus ada semakin banyak yang diperiksa di laboratorium, tetapi yang hasilnya positif harus semakin menurun," katanya.

    15 Balon Udara Diamankan Polisi di Ponorogo, Hasil Penyerahan dan Temuan

    Sedangkan aspek pelayanan kesehatan meliputi jumlah tempat tidur dan alat pelindung diri yang tersedia dalam menangani pasien COVID-19.

    "Aspek pelayanan kesehatan ini memang belum terkumpul baik. Perlu partisipasi dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan," katanya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.