Budayawan Kediri, Imam Mubarok. (detik.com)
Madiunpos,com, SURABAYA -- Ucapan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung yang menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jangan ke Kediri karena takut akan dilengserkan membuat mitos Kediri angker bagi penguasa ramai diperbincangkan.
Bahkan, semasa menjabat Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, pun konon hanya melipir saat dua kali berkunjung ke Kediri.
Seperti apa sih mitos itu dan dari mana datangnya? Begini kata budayawan sekaligus pendiri Kediri Photograph Museum, Imam Mubarok. Menurut dia, mitos itu memang ada. Mitos yang berupa kutukan tersebut muncul pada masa Kerajaan Kalingga.
Marak Kabar Penculikan Anak, Dinas Pendidikan Situbondo Keluarkan Surat Edaran
"Kutukan Kartikea Singha, suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga Utara (pra-Mataram Hindu abad keenam) di Keling Kepung, Kabupaten Kediri. Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci, benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh," kata budayawan yang akrab disapa Gus Barok, Senin (17/2/2020), seperti dikutip detik.com.
Menurut sejarah, ada dua presiden yang pernah berkunjung ke Kediri dan kekuasaannya berakhir karena dilengserkan. Mereka adalah Sukarno pada dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Soekarno berkunjung ke Kediri sebagai presiden sekitar tahun 1948-1950. Terlepas dari itu, Bapak Proklamator juga pernah tinggal di Kediri waktu kecil. Gus Dur datang ke Kediri sebagai presiden sekitar 1999-2001.
Pemkot Madiun Akan Bangun Menara Eiffel dan Kakbah Di Kawasan Ini
Sementara SBY yang pernah berkunjung dua kali yakni tahun 2007 dan 2014, saat erupsi Gunung Kelud, dinilai Gus Barok tidak benar-benar mengunjungi Kediri.
"Kenapa Pak SBY waktu itu melipir, di pinggir-pinggir saja, enggak berani masuk kota [Kediri]? Dan baru masuk kota setelah lengser," jelas pria yang juga Dosen Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri tersebut.
Ia menjelaskan, menurut sejarah kuno, Kediri terbagi dua, yakni barat dan timur Sungai Brantas. Saat menjabat Presiden, SBY dinilai tidak berani menyeberang Sungai Brantas ke barat.
Cuma Pakai Sarung, Bupati Madiun Dipuji Netizen, Kok Bisa?
Terkait mitos kutukan itu apakah benar atau tidak, Gus Barok mengatakan kembali ke individu masing-masing. "Kembali lagi bagaimana individu tersebut beriman dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti pada Agama Islam hal ini bergantung kepada keyakinan. Sesuai dengan rukun iman yang keenam yakni iman terhadap qada dan qadar (takdir baik dan buruk) Allah ," paparnya.
Terlepas dari itu, Gus Barok menyayangkan jika presiden tidak berani datang ke Kediri hanya karena termakan mitos tersebut. Menurutnya, Kediri sejak dahulu merupakan kota yang aman, nyaman, dan kondusif untuk didatangi dan berinvestasi. Ia mengajak menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Tidak ada kutukan yang abadi. Sebab di muka bumi ini tidak ada yang abadi kecuali Allah. Surat Al Qashash Ayat 88," lanjut Gus Barok.
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
This website uses cookies.