Viral lombok dicat di Banyuwangi. (Tangkapan layar/detikcom)
Madiunpos.com, BANYUWANGI - Jagat maya di Banyuwangi, Jawa Timur, digegerkan video viral temuan cabai rawit dicat. Cabai rawit yang mengeluarkan cat warna oranye ini ditemukan saat dimasak atau ditumis.
Saat itu Suryati, 73, membeli cabai rawit dari pedagang sayur keliling (Mlijo) Rp11.000/ons. Novi Hanifah, 29, salah satu keluarga dari Suryati, mengatakan cabai dicat tersebut berbau menyengat sat dimasak.
Bau menyengat ini keluar saat cabai sedang ditumis dengan minyak goreng panas. Semakin diaduk, cabai tersebut luntur seperti mengeluarkan cairan berwarna oranye.
Baca Juga: Viral Cabai Rawit Dicat di Banyuwangi, Polisi akan Uji Laboratorium
Dinas Pertanian Jawa Timur menyarankan para pembeli atau konsumen untuk memilih cabai rawit dengan ketentuan berikut.
"Saran kami bagi konsumen bila mengkonsumsi buah cabai segar, cabai rawit yaitu pilihlah buah cabai yang sehat dengan kriteria antara lain bentuknya utuh, padat, berwarna mengkilat [90 Persen masak], tidak berbau bahan kimia, dan warna buah cukup jelas tidak samar-samar," ujar Kadis Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo, saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (22/3/2021).
Menurut Hadi, ada beberapa kriteria lain agar pembeli atau konsumen tidak salah dalam membeli cabai.
Selingkuh, Kades Perempuan di Pasuruan Digerebek Berduaan Tanpa Busana
"Warna cabai rawit tergantung varietasnya lazimnya bila sudah matang menjadi merah, ada pula yang hijau. Bila sudah masak penuh, warnanya merah tua mengkilat atau hijau tua. Warna merah atau hijau tersebut merata. Bila diberi pewarna, umumnya bila dipegang-pegang warna tersebut akan luntur," lanjutnya.
Hadi mengakui harga cabai rawit memang masih tinggi saat ini dengan kisaran harga di atas Rp100.000/kg. Ada sejumlah hal yang menjadi penyebab cabai masih mahal khususnya di Jatim.
"Secara periodik luas panen tanaman aneka cabai di Januari-Februari memang relatif rendah dan akan mengalami puncak panen di April-Mei. Selain hal tersebut ada kecenderungan pada musim tanam di musim hujan 2020/2021 mengalami mundur tanam. Hal ini dikarenakan musim tanam pada saat ini berada pada kondisi lanina, atau jumlah curah hujan cukup tinggi," terangnya.
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More
Madiunpos.com, DEPOK – PT Pegadaian terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ekosistem pendidikan di Indonesia dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas akses layanan keuangan produktif dengan… Read More
This website uses cookies.