Tiga siswi SMK Model PGRI I Mejayan, Kabupaten Madiun, mengolah daging nabati porang menjadi berbagai kudapan, Selasa (25/5/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)
Madiunpos.com, MADIUN -- Selama ini petani tanaman porang di Kabupaten Madiun selalu menjual hasil panennya ke industri. Selain harga jualnya mahal, faktor lain adalah petani tidak bisa mengolah umbi ini supaya layak konsumsi.
Umbi porang ini memiliki kandungan asam oksalat yang cukup tinggi. Sehingga porang harus diolah dahulu sebelum akhirnya bisa dikonsumsi.
Siswa dan guru di SMK Model PGRI I Mejayan memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan kandungan asam oksalat di dalam umbi porang. Kemudian mengolahnya menjadi berbagai inovasi kudapan yang layak dimakan.
Keren! SMK di Madiun Olah Umbi Porang Jadi 47 Produk Turunan Anti Gatal
Kepala SMK Model PGRI I Mejayan, Sampun Hadam, mengatakan ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghilangkan asam oksalat dalam kandungan porang. Seperti dengan menggunakan bahan kimia, dengan mesin mekanik, dan menggunakan bio penguarai.
“Kalau menggunakan mesin itu yang biasanya dilakukan oleh industri besar. Mesinnya harganya mahal. Kalau kami menggunakan metode bio pengurai,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com, Selasa (26/5/2021).
Dia menuturkan proses pembersihan asam oksalat menggunakan bio pengurai cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Namun, membutuhkan waktu hingga empat sampai lima jam.
Pertama-tama umbi porang dibersihkan dan dikupas. Kemudian porang dipotong tipis-tipis.
Setelah itu, porang yang sudah berbentuk chip itu direndam dengan bio pengurai selama empat sampai lima jam.
Sampun mengatakan bio pengurai ini merupakan fermentasi dari getah pohon ploso. Hasil fermentasi itu yang dijadikan bio pengurai.
Perkuat Imun Masyarakat, Wali Kota Madiun Bagi-Bagi Susu
“Setelah direndam pakai bio pengurai. Lalu chip porang direndam lagi dengan air garam. Setelah itu dibersihkan untuk menghilangkan garam yang menempel pada porang,” jelas dia.
Selanjutnya, chip porang itu direbus hingga keluar buih. Dia menyebut buih yang keluar dari air rebusan itu adalah asam oksalat. Selanjutnya porang itu matang dan telah menjadi daging nabati porang.
Dari daging nabati ini, kata Sampun, pihaknya mampu membuat 47 produk turunan dari porang. Seperti bakso porang, satai porang, masker, nuget, pomade, dan lainnya.
Dia menuturkan cara sederhana ini bisa dilakukan oleh para petani untuk mengolah porang menjadi berbagai kudapan.
“Cara ini kan bisa dilakukan oleh petani. Sehingga produk porang nantinya bisa diproduksi petani sendiri,” jelas dia.
Awak Madiunpos.com mencicipi bakso porang. Bakso porang yang diproduksi memang dicampur dengan daging sapi. Sehingga daging nabati porang ini sebagai pengganti tepung. Rasanya seperti bakso pada umumnya. Tetapi tekstrunya lebih halus dan rasanya lebih kenyal.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.