SEMINAR PANCASILA : Gus Ipul: Pancasila Senjata Penting bagi Bangsa Indonesia

SEMINAR PANCASILA : Gus Ipul: Pancasila Senjata Penting bagi Bangsa Indonesia Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul (Antara)

    Seminar Pancasila digelar di Madiun menghadirkan berbagai elemen masyarakat.

    Madiunpos.com, MADIUN - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai Pancasila merupakan modal dan senjata penting bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi, Masyakarat Ekonomi ASEAN (MEA), dan juga kemajuan teknologi.

    Ia yang berbicara seusai membuka Seminar Pancasila bertema Memperkuat Pancasila di Tengah Arus Modernisasi Dengan Melaksanakan Sila-Silanya di Aula Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, Selasa (21/6/2016), menegaskan Indonesia selamanya terus membutuhkan Pancasila.

    "Karena itu Pancasila harus dirawat oleh semua, dijaga dan dilaksanakan. Semua pihak harus ikut ambil bagian agar Pancasila tetap hidup di tengah-tengah masyarakat dengan cara masing-masing," ujar dia.

    Menurut Gus Ipul, banyak bangsa lain di dunia yang hancur dan rusak karena tidak memiliki dasar dan falsafah seperti Pancasila yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, banyak terjadi perang, saling bunuh, dan kerusuhan.

    "Saya melihat Indonesia masih bertahan karena memiliki Pancasila yang sangat luhur. Pancasila sangat sesuai ada di Indonesia yang memiliki kemajemukan, baik suku, adat, agama, dan lainnya," kata dia.

    Melalui seminar tersebut, pihaknya ingin semua pihak, terlebih para generasi muda dan mahasiswa melek dan mengerti nilai-nilai dari sila Pancasila perlu dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat demi terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Ketua Panitia Seminar Pancasila Agnes Adhani mengatakan hal yang ingin dicapai dalam seminar tersebut adalah menyegarkan semua pihak Pancasila merupakan satu-satunya pedoman hidup, landasan hidup, dan dasar negara yang membuat Bangsa Indonesia yang multikultural tetap utuh.

    Pihaknya dari sisi akademisi merasa terpanggil dengan sikap masyarakat Bangsa Indonesia saat ini yang cenderung mulai luntur nasionalisme, lupa sejarah, dan tidak memiliki sikap toleransi.

    "Semua cenderung instan, nilai-nilai Pancasila dipenggal-penggal, dan sekolah saat ini terkesan hanya mengolah otak namun tidak mengasah hati nurani sehingga nilai sopan santun berkurang dan tidak memiliki toleransi," kata Agnes.

    Ia menilai perlu adanya gerakan dan ajakan kepada semua pihak masyarakat untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara agar tidak ada lagi yang mengedepankan mayoritas dan minoritas serta melakukan provokasi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

    Seminar yang berlangsung sore hingga jelang waktu berbuka puasa tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Hermawi Taslim (Ketua Forkoma PMKRI), A.M. Putut Prabantoro (Ketua Gerakan Semangat Satu Bangsa), dan Rektor IKIP PGRI Madiun Parji

    Adapun, peserta seminar meliputi berbagai perwakilan elemen masyarakat di Madiun, seperti perguruan tinggi, MUI, PMII, HMI, PBNU, Muhammadiyah, PMKRI, pengurus gereja, dan tokoh masyarakat.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.