Serangan Wereng di Lamongan, Kerugian Petani Capai Ratusan Juta Rupiah

Serangan hama wereng terjadi di Lamongan, Jawa Timur. Akibatnya, petani mengalami gagal panen dan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Serangan Wereng di Lamongan, Kerugian Petani Capai Ratusan Juta Rupiah Petani memperlihatkan hama wereng (Fulgoromorpha) yang menyerang tanaman padi di persawahan Desa Mlati, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (22/7/2020). (ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO)

    Madiunpos.com, LAMONGAN -- Serangan hama wereng terjadi di Lamongan, Jawa Timur. Akibatnya, petani mengalami gagal panen dan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

    Data UPT Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Glagah, menyebutkan ada 14 hektare sawah gagal panen akibat serangan wereng.Sedangkan 1.300 hektare lainnya sudah dipanen dari total 3.800 hektare sawah.

    "Sekitar 14 hektare yang gagal panen atau puso, sehingga kerugian mencapai ratusan juta," kata Kepala UPT Dinas Tanaman Pangan Holtikultuira dan Perkebunan Kecamatan Glagah, Lamongan, Sawin, seperti dilansir Antara, Rabu.

    Ia mengatakan dirinya bersama penyuluh terus melakukan pemantauan pengendalian bersama petani. Mereka menangani dengan penyemprotan menggunakan pestisida agar serangan hama wereng di Lamongan itu tidak meluas.

    Siapkan Rp15 M, Pemkab Malang Bakal Pasang Wifi Gratis di Tiap Desa

    Salah satu petani dari Desa Margoanyar, Kecamatan Glagah, Mujazin, mengatakan puluhan hektare lahan padi di 29 desa rusak akibat serangan wereng yang sulit ditanggulangi. Padahal, petani sudah melakukan berbagai upaya seperti menyemprot pestisida hingga pemberian obat.

    "Banyak tanaman yang berusia 75 hari kondisinya mengering dan rusak parah, karena hama sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh tanaman padi," kata Mujazin, kepada wartawan.

    Serangan wereng di Lamongan itu juga merusak tanamannya sejak sepekan terakhir. Akibatnya, padi mengering hingga tidak berisi.

    Ia menuturkan, biasanya dalam satu hektare petani bisa menghasilkan 10 ton gabah. Namun, akibat hama tersebut produktivitasnya berkurang drastis, hingga gagal panen.

    "Kami biasanya biasanya menghasilkan 10 ton gabah, namun saat ini rusak dan merugi sekitar Rp10 juta. Akibatnya, sebagian dari kami memilih panen dini," ujar Mujazin.

    Rekonstruksi Kasus Pembakaran Mobil Via Vallen, Pelaku Peragakan 20 Adegan



    Editor : Cahyadi Kurniawan

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.