Setelah Ningsih Tinampi, Giliran Seniman Surabaya Klaim Temukan Obat Corona

Dukun Ningsih Tinampi dan seniman Surabaya, Taufik "Monyong" Hidayat, mengklaim menemukan obat corona.

Setelah Ningsih Tinampi, Giliran Seniman Surabaya Klaim Temukan Obat Corona Seniman asal Surabaya, Taufik "Monyong" Hidayat, mengklaim menemukan obat corona. (detik.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Sejumlah pihak yang notabene bukan tenaga medis atau ilmuwan mengklaim berhasil menemukan obat virus corona atau Covid-19.

    Dukun asal Pandaan, Pasuruan, Jatim, Ningsih Tinampi, lebih dulu mengklaim menemukan obat Covid-19. Sebelum seniman asal Surabaya, Taufik "Monyong" Hidayat, juga melakukan hal serupa. Taufik mengaku menemukan obat corona setelah melakukan berbagai ritual.

    Pada 9 April lalu, Ningsih Tinampi melalui akun Youtube-nya menawarkan obat yang disebutnya bisa menyembuhkan corona. Obat itu diklaim bisa menangkal infeksi dan membuat tubuh kebal layaknya vaksin. Obat itu berbentuk cair.

    Abaikan Physical Distancing, Ratusan Warga Serbu Lumbung Pangan Jatim

    "Ini produksinya Pandaan, di wilayah Pandaan. Ini untuk menanggulangi Corona. Bagi seluruh rakyat Indonesia insya Allah bisa membantu. Ini tidak asing di kedokteran. Ya memang ini obatnya," kata Ningsih dalam akun YouTube-nya.

    Obat itu, disebut Ningsih, bukan hanya untuk corona. "Ini bukan untuk corona saja, segala penyakit bisa. Termasuk lambung. Ini mau tak doain semua," ungkapnya sambil menunjuk ke botol-botol obat yang dimaksud. Obat itu dijual seharga Rp35.000/botol.

    Sementara itu, seniman Taufik "Monyong" Hidayat mengaku menemukan obat corona setelah melakukan berbagai ritual. Obat yang dia temukan yakni kunyit/kunir. Awalnya dirinya menilai kunir hanyalah penangkal, kini ia yakin kunir merupakan obat utama.

    Penemu Rapid Test Kit Pertama Di Asia Ternyata Seorang Mualaf

    "Jadi obatnya kunir, kita makan kunir. Kalau tidak doyan [nafsu] cukup badan diluluri kunir, corona tidak mempan," kata Taufik di Kantor Dewan Kesenian Jatim, Selasa (21/4/2020), seperti dikutip dari detik.com.

    "Corona Itu Kuning"

    Taufik beralasan warna virus Corona adalah kuning. Maka dari itu obat Corona yakni kunir yang juga berwarna kuning. "Kunir itu akan membunuh virus Corona di dalam tubuh kita, darah kita langsung kuning. Apalagi kunir itu berasal dari tanah, di tanah ada leluhur kita yang meninggal di kuburan dan memberi kekuatan untuk mengalahkan corona," jelasnya.

    "Makanya dokter banyak menyarankan makan kunir untuk penangkal. Menurut saya bukan hanya penangkal, itu adalah obat utama. Kalau mau keluar tidak perlu semprot disinfektan, cukup badan diluluri kunir, virus tidak nempel di badan kita," imbuhnya.

    Gubernur Jatim Kirim 1.000 Rapid Test Kit Ke Temboro Magetan

    Dirinya sempat menceritakan salah satu ritualnya dengan melihat virus corona di luar lingkaran kuning matahari. "Asal usul corona itu ya di luar lingkaran matahari, warnanya kuning. Jadi corona itu penggalan matahari yang menjadi penyakit. Corona itu ada di udara. Corona itu menyebar di udara," terangnya.

    "Untuk bentuknya itu Corona separuh rohani separuh fisik. Tujuan corona diciptakan untuk memusnahkan setengah populasi manusia," lanjutnya.

    Ketua Dewan Kesenian Jatim ini menilai kegiatan berjemur di pagi hari justru menyebabkan tertular corona karena virus tersebut ada di udara.

    Mau #dirumahaja Tapi Skill Bertambah? Coba Kursus Online Gratis Ini

    "Jadi bumi ini membersihkan, kalau malam sekarang kita tahu sering hujan untuk membersihkan virus di udara. Langit kalau siang juga cerah, itu tanda corona sudah selesai. Kalau ada tambahan pasien itu, karena kenanya sudah dari beberapa waktu lalu," tegasnya.

    "Ritual terakhir saya lakukan Selasa (14/4/2020), saya menyedot virus Corona di siang bolong. Jadi virus itu sudah habis di udara saya sedot. Apalagi tugas saya juga membantu negara," pungkasnya.

    Tanggapan IDI

    Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pasuruan enggan menanggapi klaim Ningsih Tinampi soal obat corona buatannya.

    Bupati Ponorogo: Isolasi Pemudik Dari Temboro Magetan!

    "Ini sudah bukan ranah saya lagi. Ningsih kan sudah klaim pengobatannya non medis. Jadi bukan ranah saya," kata Ketua IDI Kabupaten Pasuruan, Sujarwo, kepada detik.com.

    Sujarwo mengatakan terkait Ningsih, sudah menjadi wewenang lembaga lain. "Silakan ke Pakem saja. Atau penegak hukum," terangnya.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.