Standar Ganda Netizen soal Video Syur Mirip Gisel, Menghakimi tapi Minta Link Video
Psikolog seksual, Zoya Amirin, mengingatkan ada perilaku standar ganda ketika warganet saling berbagi tautan atau link video pornografi mirip Gisel yang akhir-akhir ini marak di media sosial.
Madiunpos.com, JAKARTA- Video syur mirip artis Gisella Anastasia alias Gisel dengan cepat menyebar lewat link-link situs berbagi pesan maupun media sosial. Hal ini menurut psikolog seksual, Zoya Amirin, sangat berbahaya.
Ia mengingatkan ada perilaku standar ganda ketika netizen (warganet) saling berbagi tautan atau link video pornografi mirip selebritas yang akhir-akhir ini marak di media sosial.
"Terkait fenomena warganet yang suka berbagi video artis bahkan suka bikin bercandaan tentang 'link pemersatu bangsa', menurut saya itu adalah perilaku standar ganda karena banyak orang yang menghakimi yang mengatakan pelacur-lah, wanita murahanlah tapi juga pengin dibagi link-nya," kata Zoya kepada Antara, Senin (9/11/2020).
Hanya Pakai Baju Atasan, Wanita Asal Lamongan Meninggal di Hotel Surabaya
Standar ganda dalam menyikapi pornografi, menurut seksolog lulusan Universitas Indonesia itu, masih berlaku sampai sekarang. "Fenomena itu secara tidak langsung menggambarkan kemunafikan, karena bukannya mencari pelaku penyebar video namun malah lebih sibuk jadi polisi moral buat orang lain."
Hendaknya, kata Zoya, jika mendapat material pornografi sebaiknya tak disebarluaskan kembali. "Setop di kamu aja. Jangan menyebarkan aib orang lain, jika ada orang yang mengirim tanpa diminta misal di grup WhatsApp sebaiknya di-delete saja. Jika menemukan link di media sosial sebaiknya dilaporkan."
Video privat selebritas akhir-akhir ini kembali marak. Zoya menilai mereka adalah korban kekerasan berbasis gender online. Menyebarkan video pribadi tanpa ada izin termasuk melanggar hukum.
Mobil Tabrak Tiang Listrik di Surabaya, Pengemudi Didenda Rp128 Juta
"Mirisnya, kita terlalu fokus menyalahkan korban tanpa berusaha mencari siapa yang pertama kali menyebarkan video atau foto tersebut. Seharusnya kita melindungi korban, bukan justru menghakiminya."
Beragam Motif
Lebih lanjut Zoya mengatakan merekam kegiatan seksual belum tentu merupakan hal yang aneh dan menyimpang. Ada beragam motif mengapa seseorang merekam kegiatan seksual, termasuk untuk evaluasi kepuasan dalam berhubungan seksual.
Adapun kegiatan perekaman kegiatan seksual harus atas dasar kemauan bersama pasangan. Zoya juga mengingatkan bahwa kegiatan merekam ini juga memiliki risiko.
Gatot Brajamusti Meninggal Dunia, Ada Wasiat buat Parfi...
"Tapi apa pun yang dilakukan harus atas dasar konsensual, dua-duanya mengetahui, jangan sampai ini menjadi revenge porn, maksudnya sengaja merekam supaya nanti bisa mengancam," kata Zoya.
Editor : Haryono Wahyudiyanto
Baca Juga
- Waduh, Lurah di Jombang Minta Parsel Lebaran ke para Pengusaha
- Sedih, Kisah Anak Kru KRI Nanggala-402 di Pasuruan Kunci Ayahnya di Kamar Agar Tak Berangkat
- Ngabuburit, Remaja di Probolinggo Malah Tawuran
- Pedagang dan Petani Diperiksa Polisi, Belum Ada Tersangka Kasus Cabai Dicat di Banyuwangi
- Tanpa Bantuan Nakes, Warga Bersalin di Teras Puskesmas di Mojokerto
- Video Viral, Polisi Selidiki Cabai Dicat di Banyuwangi
- Viral dan Bikin Heboh! Video Cabai Dicat di Banyuwangi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.