SURAN AGUNG : Pesilat Luar Dilarang Masuk Madiun, Begini Langkah Polisi…

SURAN AGUNG : Pesilat Luar Dilarang Masuk Madiun, Begini Langkah Polisi… Ilustrasi suasana Suran Agung Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Ponorogo. (Youtube.com)

    Suran Agung ditata eksklusif untuk para pesilat di wilayah masing-masing. Bagaimana cara polisi membatasi ruang gerak insan persilatan Madiun?

    Madiunpos.com, NGAWI — Insan pencak silat yang bedomisili di luar Kota Madiun dicegah mengikuti kegiatan tradisional mereka di pusat perguruan mereka. Polisi di wilayah sekitar Kota Madiun turun membatasi ruang gerak para pesilat yang bermaksud mengikuti tradisi Suran Agung di pusat perguruan yang terletak di Kota Madiun.

    Polres Ngawi misalnya, dilaporkan Kantor Berita Antara telah menyiarkan larangan bagi pesilat anggota Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo asal Ngawi berkonvoi ke Madiun guna merayakan Suran Agung. Acara tradisional dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa itu pada tahun 2015 ini dijadwalkan Minggu (25/10/2015).

    Wakil Kepala Polres Ngawi Kompol Edy Priyono sebagaimana dipublikasikan Antara, Sabtu (24/10/2015), menyatakan pihaknya telah memberikan maklumat kepada seluruh pesilat melalui masing-masing pengurus perguruan pencak silat di Ngawi agar merayakan Suran Agung di wilayahnya masing-masing. Polisi juga mewanti-wanti agar para pesilat itu tidak membuat arak-arakan.

    "Selain merayakan di wilayah asal, kami juga sudah memberikan larangan untuk tidak ada konvoi ke wilayah Madiun saat Suran Agung nanti. Hal ini sama seperti saat perayaan Suroan oleh PSH Terate lalu," ujar Kompol Edy.

    Jaga Perbatasan
    Menurut dia, pelarangan konvoi pesilat Ngawi ke Madiun tersebut bertujuan untuk menjaga kondisi di Ngawi dan Madiun tetap kondusif saat perayaan Suran Agung dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa tersebut. Pihaknya juga akan melakukan penjagaan di sejumlah wilayah perbatasan Ngawi dengan Madiun guna menghalau para pesilat yang nekat melakukan konvoi pada perayaan tersebut.

    Pengamanan di titik perbatasan di antaranya dilakukan di wilayah Karangjati, Kwadungan, dan Geneng. Di titik tersebut, petugas gabungan juga akan melakukan razia untuk menyisir pesilat yang nekat berkonvoi.

    Edy menambahkan, untuk mengamankan pelaksanaan Suran Agung di Ngawi, pihaknya telah menyiagakan sebanyak 740 personel gabungan. Ratusan personel tersebut berasal dari Polres Ngawi sebanyak 650 personel ditambah 90 TNI AD dari Kodim Ngawi, dan 90 personel dari Batalyon Artileri Medan 12 Ngawi.

    Terdapat 11 perguruan pencak silat yang berpusat di wilayah Madiun. Mereka telah tergabung dalam Paguyuban Pencak Silat Madiun dan setiap Tahun Baru Jawa selalu melakukan tradisi masing-masing perguruan yang kadang rawan konflik, khususnya dua perguruan besar, yakni PSH Terate dan PSH Tunas Muda Winongo. Adapun anggota dari 11 perguruan pencak silat tersebut tidak hanya berasal dari wilayah Madiun, namun juga dari daerah lain di sekitar Madiun.

    Kabupaten Madiun
    Sementara itu, Polres Madiun menyiapkan enam pos pengamanan guna mengantisipasi kerusuhan saat perayaan bulan Muharam oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo atau Suran Agung, Minggu ini. Kapolres Madiun AKBP Tony Surya Putra, di Madiun, Sabtu, mengatakan sejumlah pos pengamanan tersebut akan disiapkan di wilayah perbatasan Kabupaten Madiun dengan daerah sekitarnya.

    "Pos pengamanan tersebut untuk mengadang dan menghalau saudara kita anggota Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dari luar yang masuk ke wilayah Madiun. Kami ingin perayaan Suran Agung kondusif dengan pembatasan massa yang masuk ke Madiun," ujar AKBP Tony.

    Menurut dia, enam pos pengamanan tersebut antara lain di titik Kelurahan Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kaibon, Kecamatan Geger, Moneng, Kecamatan Pilangkenceng, Nglames, Kecamatan Madiun, Jiwan, Kecamatan Jiwan, dan Saradan, daerah perbatasan Kabupaten Madiun dengan Wilangan, Ngajuk. Selain itu juga terdapat pos pengamanan lain yang bersiaga di titik-titik rawan.

    "Kami meminta para pesilat menghormati peraturan yang telah disepakati bersama. Hal itu agar pelaksanaan Suran Agung berjalan lancar dan kondusif," kata dia.

    Ia menjelaskan, selama para pesilat patuh dan tidak melakukan tindakan yang anarkistis, kepolisian akan menggunakan cara-cara yang humanis untuk menghalau massa memasuki Madiun. "Namun, jika dilarang mereka tetap nekat dan bahkan melakukan perlawanan serta tindakan anarkis, polisi akan menindak tegas sesuai hukum yang berlaku," kata dia.

    Lampaui 1 Sura
    AKBP Tony menambahkan, dalam pengamanan Suran Agung kali ini pihaknya akan menyiagakan sebanyak 1.700 personel gabungan. Personel tersebut berasal dari Polres Madiun, TNI, polres jajaran sekitar, dan Satgas Sentot Prawirodrdjo yang beranggotakan perwakilan 11 perguruan pencak silat di Madiun. Jumlah tersebut lebih banyak dari personel yang dilibatkan untuk mengamankan perayaan 1 Sura tanggal 14 Oktober lalu yang digelar oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate.

    Ia berharap setiap acara Suran Agung, suasana di Madiun tidak mencekam seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebaliknya, Suran Agung dijadikan ikon yang dapat menarik wisatawan, apalagi di Madiun sudah terdapat Paguyuban Pencak Silat dengan slogan Madiun Kampung Pesilat.

    Ia berharap, perayaan Suran Agung oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dapat berjalan kondusif sama seperti perayaan 1 Suro oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.