Thailand Dibombamdir Demo Berbulan Bulan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pemicu awal munculnya tuntutan di jalanan Thailand tersebut akibat tuntutan reformasi monarki dan terpilihnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha di Pemlu 2019.

Thailand Dibombamdir Demo Berbulan Bulan, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Rakyat Thailand mengacungkan salam tiga jari pada iring-iringan mobil kerajaan sebagai simbol pemberontakan terhadap kepemimpinan Prayuth Chan-ocha, Rabu (14/10/2020). (Instagram-@)

    Madiunpos.com, BANGKOK – Ribuan pengunjuk rasa menggelar demo anti-pemerintah dan memenuhi jalan-jalan di kota Bangkok, Thailand, sejak tiga bulan lalu. Pemicu awal munculnya tuntutan di jalanan tersebut akibat tuntutan reformasi monarki dan terpilihnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha di Pemlu 2019.

    Beberapa bulan terakhir, gerakan pro-demokrasi yang dipimpin oleh sekelompok mahasiwa memang berkembang pesat di Negeri Gajah Putih. Bahkan, beberapa aktivis pun secara terang-terangan menyuarakan reformasi monarki.

    Dilansir dari The Guardian, Sabtu (17/10/2020), gelombang protes terhadap pemerintahan telah dimulai sejak Februari 2020, dipicu oleh pembubaran partai politik reformis bernama Future Forward.

    Ternyata Sepele, Ini Motif Suami di Surabaya Pukul Istri dengan Palu hingga Meninggal

    Namun, akibat pandemi Covid-19, aksi demo tersebut terpaksa ditunda. Setelah itu, aksi unjuk rasa lanjutan memang baru-baru ini digelar. Aksi kali ini bahkan mendapat perhatian luas karena kritik terbuka terhadap monarki dan seruan reformasi Kerajaan Thailand.

    Dalam salah satu tuntutannya, pendemo mengkritik kekayaan raja, pengaruhnya di bidang politik, dan kenyataan bahwa Raja lebih sering menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri dibandingan di negara sendiri.

    Bahkan kabarnya sang raja Thailand, Raja Maha Vajiralongkorn, sering menghabiskan waktunya di Jerman.

    Wow! Wisudawan Termuda ITS Raih Gelar Sarjana di Usia 19 Tahun

    Kritik itu dinilai mengejutkan sebagain warga Thailand, sebab Kerajaan Thailand adalah sebuah institusi yang sangat dilindungi oleh undang-undang pencemaran nama baik. Bahkan, kerajaan itu telah lama dianggap tidak tersentuh hukum dan tabu untuk dibicarakan.

    Kondisi ini karena pengaruh keluarga kerajaan meresap ke setiap aspek masyarakat dan telah memicu reaksi balik dari pendirian pro-loyalis Thailand yang kukuh.

     

    Tujuh Tuntutan

    Lebih lengkapnya CNN telah merangkum pemicu demo besar-besaran itu. Setidaknya ada tujuh pemicu menyulutnya amarah masyarakat Thailand.

    Innalillahi...3 Kiai Meninggal dalam Sehari, NU Jatim Berduka

    Pertama, pembubaran partai politik Future Forward yang menjadi aspirasi politik kaum muda. Kedua, hasil pemilu 2019 dinilai sarat akan kecurangan. Ketiga, pemerintah di duga terlibat skandal 1MDB

    Keempat, ketidaksetaraan di muka hukum dan deskriminasi LGBT . Kelima, Krisis eknomi akibat pandemi Covd-19. Keenam, dugaan pelanggaran HAM oleh pemerintah Thailand. Terakhir, mendesak reformasi peran kerajaan dan pengubahan UU pencemaran Nama Baik Kerajaan.

    Sejak gerakan dimulai kembali pada bulan Juli, 21 aktivis anti-pemerintah telah ditangkap, didakwa melakukan penghasutan, dan dibebaskan dengan jaminan.

    Hanya Semalam, 6 Ekor Sapi Limousin Milik Warga di Jombang Dicuri

    Ketegangan meningkat di sekitar iring-iringan mobil kerajaan, Rabu (14/10/2020). Sekitar 10.000 orang, terlibat dalam aksi tersebut.

    Dilansir AFP, dalam demo baru-baru ini rakyat Thailand melawan tabu, mengacungkan salam tiga jari pada iring-iringan mobil kerajaan sebagai simbol pemberontakan terhadap kepemimpinan Prayuth Chan-ocha.

    Sebagai informasi simbol perlawanan itu terinspirasi dari film "Hunger Games" dan trilogi buku, pada iring-iringan mobil kerajaan yang membawa ratu Thailand.

    BI Gandeng Diaspora Indonesia untuk Pasarkan Produk UMKM Madiun Raya di Luar Negeri

    Demo di Thailand ditanggapi dengan keluarnya dekrit darurat yang melarang adanya pertemuan lebih dari lima orang dengan alasan kondisi lingkungan sedang dilanda pandemi. Thailand juga meluncurkan aturan pembatasan media.

    Dekrit itu diluncurkan seusai ribuan massa menuntut mundurnya Prayuth Chan-ocha di Ibu Kota Thailand, Bangkok.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.