Kategori: News

Tim UGM Lacak Sejarah Kabupaten Madiun hingga ke Belanda

Tim penelusuran sejarah Kabupaten Madiun dari UGM Yogyakarta mencari dokumen dan bukti sejarah hingga Belanda.

Madiunpos.com, MADIUN — Tim peneliti sejarah Kabupaten Madiun dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan penelusuran dan mencari sumber-sumber dokumen tentang Madiun hingga ke pusat arsip Den Haag, Belanda. Sejumlah arsip mengenai Kabupaten Madiun pada masa kolonial hanya ada di Negara Kincir Angin.

Selain mengumpulkan arsip dan dokumen di Den Haag, tim peneliti juga mencari sumber-sumber sejarah di Pusat Arsip Nasional RI dan Balai Arkeologi Yogyakarta. Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap sejumlah pelaku sejarah dan penguasa Madiun pada saat era orde lama dan orde baru yang masih hidup.

Ketua Tim Penelitian Sejarah Kabupaten Madiun, Sri Margana, mengatakan penelusuran dan penelitian sejarah Kabupaten Madiun sudah dimulai sejak September 2016 dan ditarget selesai pada Juli 2017. Saat ini tim sedang mengumpulkan berbagai dokumen dan arsip mengenai sejarah Madiun.

Dia menyampaikan penelitian sejarah Madiun ini akan dibagi dalam berbagai periodesasi yaitu masa Hindu, masa Majapahit, zaman kekuasaan Mataram Islam, masa kolonial yaitu mulai tahun 1830, masa pendudukan Jepang, masa revolusi, masa orde lama, masa orde baru, masa reformasi, dan masa kini.

Dari periodesasi yang akan diteliti itu, kata dia, peniliti mengaku kesulitan untuk mencari arsip pada saat orde baru, reformasi, dan Hindu. Pada saat orde baru dan reformasi, dokumen-dokumen mengenai pemerintah Kabupaten Madiun sulit didapat. Hal ini karena pada zaman itu administrasi tidak dibukukan secara tertib dan terbengkalai.

“Arsip mengenai kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan lainnya pada saat zaman orba dan reformasi sulit didapat. Mungkin ada tapi terpencar dan tidak menjadi satu,” kata Kepala Departemen Sejarah UGM Yogyakarta itu kepada wartawan seusai memaparkan hasil penelitian sementara di Pendapa Pemkab Madiun, Kamis (9/2/2017).

Mengenai minimnya dokumen di zaman Hindu, kata dia, peneliti hanya mengandalkan artefak mengenai pemerintahan zaman itu. “Kalau zaman Hindu memang sumbernya minim yaitu hanya berupa artefak, kami hanya mengandalkan hasil penelitian dari Balai Arkeologi Yogyakarta,” ujar dia.

Untuk sumber-sumber dokumen dari masa penjajahan, kata Margana, tim peneliti akan mengumpulkan sumber-sumber dokumen di Pusat Arsip Nasional hingga ke Pusat Arsip Den Haag, Belanda. Selain itu, tim peneliti juga akan mewawancarai sejumlah pelaku sejarah dan penguasa Madiun pada zaman orde baru dan reformasi yang saat ini masih hidup.

“Ada beberapa pelaku sejarah yang saat itu menjadi pejabat di Madiun masih hidup, kami akan menggali informasi dari sumber-sumber sejarah itu,” jelas Margana.

Lebih lanjut, dia menyampaikan penelitian sejarah Kabupaten Madiun ini dilakukan berdasar atas permintaan Bupati Madiun, Muhtarom. Sebenarnya Pemkab Madiun pernah membuat buku sejarah mengenai Kabupaten Madiun sebanyak dua kali yaitu tahun 1985 dan 2005.

Namun, kedua buku sejarah itu dianggap kurang valid dan belum memuaskan. Sehingga, tim peniliti dari UGM diminta untuk melakukan penelitian dan penelusuran sejarah Kabupaten Madiun.

Menurut Margana, penulusuran sejarah sangat penting supaya pemerintahan dan masyarakat di Madiun tidak mengulangi kesalahan yang sama pada zaman sebelum-sebelumnya. Selain itu, sejarah juga penting untuk menggali karakter bangsa dan mengenali identitas kebudayaan bangsa.

“Salah satu kisah yang menarik yaitu perjalanan Bupati Madiun pertama, Brotodiningrat. Brotodingrat merupakan sosok yang berani melakukan perlawanan terhadap birokrasi kolonial yang dianggap korup. Dan kemudian dia dikriminalisasikan dan dibuang,” jelas dia.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

3 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

3 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

1 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.