Kategori: News

UPAH BURUH : Unik, Buruh Tani di Ponorogo Tak Dibayar Pakai Uang, Lalu Pakai Apa?

Upah buruh pada umumnya dibayar memakai uang sebagai alat penukaran yang efektif. Tapi, para buruh di Ponorogo tak demikian.

Madiunpos.com, PONOROGO – Memasuki musim panen raya, warga Kelurahan Gundik, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo menyambut penuh gembira. Pasalnya, musim panen membuat warga setempat yang berprofesi sebagai buruh tani turut menikmati padi yang menguning di sawah.

“Senang sekali. Ngene iki kan akeh wong derep ampreh oleh gabah akeh [seperti ini kan banyak sekali orang menjadi buruh agar dapat gabah banyak],” kata Yatinem, 46, salah satu warga Desa Gundik yang kerap ikut memanen padi kepada Madiun Pos akhir pekan lalu, (23/03/2015).

Kegembiraan Yatinem memang sangat beralasan. Pasalnya, cukup dengan menjadi buruh tani atau akrab disebut derep, ia bisa ikut mendapatkan gabah juga.

Di kota ini, pekerja yang memanen padi tidak dibayar dengan uang. Mereka lebih senang jika upah memanen padi diberikan dalam bentuk gabah. Hal ini sudah membudaya selama bertahun-tahun lamanya dan merupakan warisan leluhurnya.

“Bayarnya kan pakai padi juga. Jadi lebih menguntungkan,” lanjut Yatinem sambil mengeringkan gabah di depan rumahnya.

Upah dalam bentuk gabah ada hitungan sendiri, yakni delapan banding satu. Setiap kali berhasil memanen delapan kilogram padi, maka bagian mereka adalah 1 kilogramnya. Dengan perhitungan ini, menurut Yatinem, sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Pertama, pemilik lahan tak perlu repot-repot mengeluarkan uang lagi untuk membayar para buruh. Sebaliknya, para buruh tani juga bisa termotivasi untuk bekerja keras.

Menuru Yatinem, rata-rata buruh tani bisa memanen gabah sampai 30 kg. Anggapa saja, jika harga gabah per kilo gramnya Rp3.500, maka buruh tani sama saja mendapatkan hasil  Rp105.000.

“Derep ki yo abot banget lo, dadi bayarane yo lumayan akeh [buruh tani itu sangat berat, makanya bayarannya lumayan banyak]” tambah Yatinem dengan keringat bercucuran.

Meski demikian, sambungnya, jika gagal panen alias padi yang mereka panen berkualitas jelek, para buruh akan meminta bayaran uang. Rata-rata, mereka biasa menerima bayaran sekitar Rp80.000/ hari. (Fuad Arrahman/JIBI/Madiunpos.com)

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

4 hari ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

1 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Kembali Raih Predikat The Best Company to Work For in Asia untuk Ketujuh Kalinya

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah Catat Pertumbuhan Tertinggi Nasional pada Tahun 2025

Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.