Waduh, Kasus Varian Corona E484K Ditemukan di Indonesia
Direktur LBME, Amin Soebandrio, menduga sifatnya tidak jauh berbeda dengan varian B117 yang lebih dulu ditemukan di Inggris.
Madiunpos.com, SURABAYA - Varian virus corona E484K ditemukan di Indonesia. Hal ini disampaikan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) bahwa baru ada satu kasus di dalam negeri.
Virus varian baru ini sebenarnya sudah banyak di dunia. Varian ini kali pertama ditemukan muncul di Afrika Selatan, kemudian menyebar. Di Indonesia baru kali ini muncul.
Direktur LBME, Amin Soebandrio, mengatakan belum banyak informasi seputar varian E484K. Namun ia menduga sifatnya tidak jauh berbeda dengan varian B117 yang lebih dulu ditemukan di Inggris.
MUI Jatim Keluarkan Fatwa Rapid Test, GeNose, dan Swab Test Tak Batalkan Puasa
"Kami baru menemukan satu ditemukan di orang Indonesia, dari satu rumah sakit. Tapi kalau di dunia lain sudah banyak," ujar Amin saat dihubungi Suara.com, Senin (6/4/2021).
Adapun B117 ditemukan 70 persen bisa menular lebih cepat daripada varian corona yang sudah ada dan menyebar lebih dulu di Wuhan, Tiongkok. "Sifatnya mirip mirip dengan dengan B117 walaupun tidak terlalu menonjol," ujarnya.
Menurut Amin, hal yang perlu disoroti adalah varian E484K diduga menular lebih cepat dari B117, sehingga akan ada lebih banyak lagi orang yang tertular. Bahkan disebut bisa meloloskan diri dari sistem kekebalan tubuh (antibodi) termasuk yang dihasilkan dari vaksin.
Ramadan, Gubernur Jatim Minta Masjid Siapkan Satgas Covid-19
Khawatir
"Satu cara penularannya yang mungkin lebih cepat, lebih banyak orang yang ditulari, dan kemampuannya dia untuk escape [lolos] dari vaksin," ucap Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia itu.
Kemampuannya yang diduga bisa kebal dari vaksin inilah yang menjadi kekhawatiran Amin. Meskipun belum ada cukup bukti atau penelitian lebih jauh yang bisa menjawab hal tersebut.
Kendati demikian, menurut dia, sudah sifat virus untuk melakukan mutasi. Varian virus corona E484K adalah salah satu varian yang cukup disoroti lantaran vaksin Covid-19 yang sudah ada belum dibuktikan kemampuannya menangkal varian ini.
LG Tutup Unit Bisnis Seluler, Jajaki Bisnis Komponen Mobil AI
Uji klinis baru-baru ini oleh Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan vaksin baru mereka kurang efektif di Afrika Selatan dibandingkan dengan di Inggris atau AS, yang mungkin disebabkan oleh virus tingkat tinggi yang membawa mutasi E484K.
Kendati begitu, Novavax melaporkan 60 persen kemanjuran vaksin mereka di Afrika Selatan yang masih merupakan respons yang cukup baik, setara dengan vaksin influenza.
Editor : Haryono Wahyudiyanto
Baca Juga
- Kasus Covid-19 Melonjak, Bupati Madiun Tegaskan Belum Temukan Kasus Varian Baru
- Indonesia Diusir dari All England, Menpora Hubungi Duta Besar
- 6 Cagar Biosfer Indonesia Ini Diakui UNESCO
- 3 Klub Besar Eropa Ucapkan Hari Sumpah Pemuda
- Rumah Dua Negara, Terima Tamu di Indonesia Makan di Malaysia
- Deretan Surga Wisata Bawah Laut Terpopuler di Indonesia
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.