Kategori: News

Warga Lamongan Temukan Perahu Baja di Bengawan Solo, Diduga Peninggalan Zaman Belanda

Madiunpos.com, LAMONGAN -- Seorang warga Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, menemukan tiga perahu baja di dasar Bengawan Solo, Lamongan. Barang temuan Mohammad Ammam itu membuat warga lain heboh.

Ketiga perahu itu diduga peninggalan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Lokasi ketiganya saling berdekatan saat ditemukan.

"Saat itu saya sedang berada di pinggir sungai. Saya kaget karena ada benda yang menyembul ke permukaan," kata Amam kepada wartawan, Selasa (8/10/2019), seperti dikutip Madiunpos.com dari detik.com.

Baca Juga:

Perahu Peninggalan VOC Dipindah Ke Hutan Kota Sragen Untuk Spot Selfie

ASAL USUL : Isi Bangunan Peninggalan Belanda Rupbasan Sragen

Karena penasaran, Amam berenang ke arah benda tersebut. Terlebih debit air Bengawan Solo saat ini sedang surut karena kemarau panjang.

Amam kemudian mencoba menyelam . Ia kaget karena benda yang ia temukan merupakan perahu berbahan dasar baja. "Yang saya ketahui setidaknya terdapat tiga perahu yang terpendam di sekitar lokasi tersebut," imbuh Amam.

Setelah itu, ia memberitahukan temuan tersebut pada warga lainnya. Amam menuturkan dari hasil rabaannya saat menyelam, perahu tersebut memiliki panjang sekitar 4-5 meter dan lebar sekitar 1,5 meter hingga 2 meter. Menurut Amam, bahan dasar perahu-perahu tersebut dari baja dan tidak ada yang berkarat.

"Kalau bentuknya seperti setrika, depan lancip sementara di bagian buritan tumpul," jelasnya.

Amam tidak tahu mengenai asal-usul perahu berbahan baja tersebut. Meski begitu Amam menyampaikan bahwa pada salah satu bagian perahu terdapat kerusakan yang diduga seperti bekas tembakan.

"Setelah ditemukan, warga sudah mencoba mengangkat perahu tersebut tapi tidak berhasil, karena selain bahannya dari baja yang relatif berat, juga karena sebagian besar badan perahu masih tertutup lumpur," pungkas Awam.

Peninggalan Belanda

Penemuan perahu itu membuka cerita lama warga sekitar. Yakni tentang pertempuran bersenjata di masa penjajahan Belanda.

Perahu baja tersebut, menurut Amam, mirip dengan cerita masyarakat sekitar. Konon, di lokasi tersebut pernah terjadi pertempuran pada zaman penjajahan Belanda.

Dugaan tersebut juga diperkuat, lanjut Amam, dengan adanya pohon-pohon tua di sekitar lokasi. Yang masih berdiri juga terdapat banyak bekas peluru.

Selain menemukan perahu baja, Amam juga mengaku menemukan sejumlah pecahan tembikar. Saat ini pecahannya sudah ia serahkan ke polisi dan dinas terkait untuk menelitinya.

Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

2 hari ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

3 hari ago

Pegadaian Gelar Festival Tring! di 12 Kota Se-Indonesia, Ada Promo Emas Loh!

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian sambut meriah kehadiran aplikasi terbarunya Tring! by Pegadaian, dengan menggelar Festival Tring!… Read More

3 hari ago

Bea Cukai Solo Ungkap Temuan Rokok Ilegal di Soloraya Naik 70% Dibanding 2024

Madiunpos.com, BOYOLALI -- Bea cukai Solo musnahkan 12,4 juta batang rokok ilegal yang secara seremonial… Read More

5 hari ago

Apresiasi Kinerja Positif dan Perkuat Employee Well-being, Pegadaian Sukses Gelar The Gade Fest 2025

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam mendukung Employee Well-being dan mengapresiasi… Read More

6 hari ago

Tegaskan Komitmen Anti Fraud, Pegadaian Terus Perkuat Kepatuhan dan Transparansi Perusahaan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.