Wow! Raih 700-an Piala, Bocah 10 Tahun Ini Didapuk Jadi Guru SBK

Seorang bocah asal Sragen berhasil meraih ratusan piala dan didapuk menjadi guru SBK di sekolahnya.

Wow! Raih 700-an Piala, Bocah 10 Tahun Ini Didapuk Jadi Guru SBK Sebanyak 700-an piala terpajang di tiga etalasi besar setinggi tiga meter di ruang tamu rumah Elvaretta Cicelyana Yocelyn, 10, di P Perumahan Margoasri Gang 12 RT 036/RW 009, Puro, Karangmalang, Sragen, Kamis (7/5/2020). (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

    Madiunpos.com, SRAGEN -- Tiga etalase besar penuh piala di ruang tamu terlihat begitu mencolok di satu rumah di Perumahan Margoasri Gang 12, RT 036/RW 009, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Tiga etalase itu menampung sekitar 700 piala.

    Ratusan piala tersebut merupakan bukti prestasi yang berhasil diraih seorang gadis cilik bernama Elvaretta Cicelyana Yocelyn, 10. Selain piala, ratusan sertifikat dan piagam penghargaan juga menghiasi ruang tamu, selain banyak juga hadiah seperti tas, peralatan sekolah yang terpajang.

    Rumah putri tunggal pasangan Joko Sunoto, 36, dan Indah Pujiastuti, 36, penuh dengan hiasan prestasi Celyn yang kini baru duduk di Kelas III SDN 5 Plumbungan, Karangmalang, Sragen.

    Anggota DPRD Gresik Jadi Penerima BLT, Mensos: Tanya Pemkab Kenapa

    Umumnya, orang yang melihatnya bakal berdecak kagum sambil bilang, "luar biasa!" mengagumi kehebatan Celyn, demikian bocah perempuan itu biasa disapa. Saking banyaknya piala dan hadiah itu, Celyn sering kali membagikan hadiah-hadiah itu kepada temannya di sekolah. Juga kepadaanak-anak yatim piatu atau kurang mampu, dan anak teman orang tuanya saat berkunjung ke rumahnya. Bisa berbagi hadiah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi gadis pendiam itu.

    Elvaretta Cicelyana Yocelyn, 10, berdiri dengan membawa piala juara I nasional dengan latar belakang ratusan pialanya di rumahnya, di Perumahan Margoasri Gang 12 RT 036/RW 009, Puro, Karangmalang, Sragen, Kamis (7/5).
    07bocah dengan 700 piala. (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

    Piala-piala itu dikumpulkan Celyn sejak berumur empat tahun. Lomba awal yang diikutinya berupa lomba fotogenic. Namun, sejak duduk di Taman Kanak-kanak (TK) Bhayangkari Sragen, Celyn mulai terlihat bakatnya dalam seni mewarnai dan menggambar. Bakat itu diketahui ayahnya, Joko Sunoto, yang juga guru Kelas V di SDN 5 Plumbungan.

    Masih Juga Konvoi Saat Corona, Puluhan Siswa Probolinggo Ini Diciduk Polisi

    Joko membimbing anak perempuannya itu hingga akhirnya bisa memenangi berbagai perlombangan tingkat kabupaten, soloraya, dan nasional. Hadiah uang pembinaan yang didapat Celyn selalu ditabung.

    “Sekarang sudah terkumpul Rp80 juta. Uang itu mau dipakai buat beli mobil. Saya ingin punya mobil Avanza [Toyota],” kata Celyn saat berbincang ringan dengan Solopos.com (Jaringan Berita Bisnis Indonesia/JIBI), di kediamannya, Kamis (7/5).

    Didapuk Jadi Guru

    Prestasinya yang sudah tak diragukan lagi itulah, Celyn mendapat kepercayaan para guru sebagai guru cilik untuk mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan di sekolah tempatnya belajar.

    Pendaftaran Sekolah Dinas Segera Dibuka, Catat Tanggalnya!

    Setiap pekan ia mengajar tiga kali di kelas yang berbeda. Ia pernah mengajar di Kelas III saat masih duduk di Kelas II. Dari sekian siswa SD itu, ada sejumlah siswa yang maju lomba menggambar dan mewarnai di SMK Kristen Sragen. Dua anak kelas III yang diajari Celyn berhasil membawa piala juara II dan III serta Celyn sendiri membawa piala juara I.

    Celyn yang bercita-cita jadi dokter itu belajar mewarnai kali pertama berupa gambar sapi di kebun. Gambar itu diwarnai menggunakan pensil warna (krayon) dengan warna gradasi yang indah. Salah satu gambar karyanya yang unik berupa gambar bercerita, yakni gambar anak yang membatik, menjemur batik, hingga kain batiknya digunakan penari saat pentas tadi dengan iringan gamelan. Cerita itu disajikan Celyn dalam satu bingkai gambar yang menarik dengan ukuran kertas A4.

    “Ide-ide itu dari saya sendiri. Termasuk pemilihan warnanya. Setiap maju lomba, saya dan bapak selalu latihan dulu,” katanya.

    Kasus Covid-19 Terus Naik, PSBB di Surabaya Raya Gagal?

    Meski berbakat, bukan berarti Celyn pasti memenangi setiap lomba yang diikutinya. Ia pernah tidak mendapat juara. Ia hanya menganggap bukanlah rezekinya.

    Dari 700-an piala itu, 75% di antaranya merupakan piala juara I, sisanya juara II dan III. Joko pun tak menyangka putrinya memiliki bakat terpendam itu. Ia selalu mendukung Celyn dan mengantarnya saat ikut lomba ke mana-mana, seperti ke Jogja, Semarang, Jawa Timur, dan seputaran Soloraya.

    “Saat mengajar di sekolah itu, ada siswa yang keberatan karena contoh gambar yang diberikan Celyn terlalu rumit dan detail. Saya terkesan saat ikut lomba tingkat nasional pada April 2019 lalu di Semarang. Waktunya hanya satu jam. Orang tua diberi jarak cukup jauh untuk melihat anaknya yang ikut lomba. Ya, degdegan juga dan akhirnya selesai. Celyn pun dapat juara I,” ujarnya.

    Wali Kota Probolinggo Sumbangkan Gaji untuk Warga Terdampak Covid-19

    Orang tua Celyn kerap mendapat informasi tentang adanya lomba dari grup Whatsapp (WA). Meskipun ada pandemic Covid-19 pun, Celyn tetap mendapat undangan untuk mengikuti lomba menggambar.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.