Kategori: News

Air Bengawan Solo Menghitam, Pelanggan PDAM Lamongan Mengeluh

Madiunpos.com, LAMONGAN -- Air Bengawan Solo yang melintas di wilayah Kabupaten Lamongan sejak dua hari terakhir berubah warna. Kini air terlihat lebih hitam. Diduga perubahan warna air tersebut karena tercemar limbah batik.

Kondisi ini berdampak pada keruhnya air PDAM Lamongan yang bersumber dari sungai terpanjang di pulau Jawa ini. Pelanggan PDAM pun mengeluh.

Salah seorang warga yang tinggal di sekitar Bengawan Solo, Trisno mengaku berkali-kali mengecek kondisi air bengawan dalam dua hari terakhir. Hasilnya tetap berwarna kehitaman.

"Sudah dua hari ini air bengawan berwarna kehitaman," kata Trisno, salah seorang warga yang tinggal di sekitar bantaran Bengawan Solo di Dusun Lengkong, Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Lamongan, Selasa (10/12/2019), seperti dilansir detik.com.

Ia mengatakan baru kali ini terjadi air Bengawan Solo menghitam. Biasanya air akan berwarna keruh kalau dapat kiriman air dari hulu atau pasang setelah hujan deras.

Hal senada disampaikan warga lainnya, Suyanto. Ia dan Trisno tak paham mengapa terjadi demikian. Mereka menduga air bengawan tercemar limbah.

Sementara itu, Direktur PDAM Lamongan, Ali Mahfudi, membenarkan air PDAM saat ini hitam kecokelatan dan tidak jernih. Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh kondisi air baku PDAM yang berasal dari Bengawan Solo.

"Setelah kami dapat informasi, ternyata air baku Bengawan Solo yang ada di Babat sudah menunjukkan gambaran fisik berupa kecokelat-cokelatan. Sehingga ini sangat memengaruhi distribusi PDAM ke pelanggan," kata Ali.

Berdasarkan informasi yang diterima PDAM, lanjut Ali, air baku Bengawan Solo terindikasi mengalami pencemaran. Bengawan Solo terkena limbah batik yang ada di daerah hulu.

"Kalau kita dengar informasi dari tetangga sebelah, bahwa pencemaran ini akibat dari limbah batik," terangnya.

Ali menyampaikan pihaknya akan berusaha mereduksi kondisi air baku PDAM tersebut dengan menambahkan sedimen tanah lumpur agar warna air PDAM tak lagi kecokelatan. Ali menyebut pihaknya akan membubuhkan bahan kimia berupa serbuk untuk menetralisir warna air.

"Harapan kami, masalah ini segera bisa direduksi oleh air hujan sehingga tidak berlangsung lama sehingga distribusi air bisa normal kembali," tambah Ali.

Ia masyarakat atau pelanggan PDAM tidak mengonsumsi air tersebut langsung dari kran. Ali meminta warga untuk terlebih dahulu memasukkan air ke dalam tandon sebelum dikonsumsi.

"Kalau ingin mengkonsumsi air PDAM jangan langsung dari kran, kalau bisa dimasukkan ke dalam tandon dulu, jadi nanti biar ada proses, setelah itu baru dikonsumsi," saran Ali.

 

Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

3 hari ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

6 hari ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Kembali Raih Predikat The Best Company to Work For in Asia untuk Ketujuh Kalinya

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah Catat Pertumbuhan Tertinggi Nasional pada Tahun 2025

Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.