Baru 1 Desa di Bojonegoro Minta Pasokan Air Bersih

<p><strong>Madiunpos.com, BOJONEGORO</strong> -- Satu desa di Kabupaten Bojongeoro, Jawa Timur, mengajukan permintaan air bersih karena mengalami kekeringan saat musim kemarau ini. Desa itu adalah Desa Bakulan, Kecamatan Temayang.</p><p>"Pihak Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, mengajukan <a title="Tampilkan Seni Bersilat, 225 Pesilat Unjuk Gigi di Madiun" href="http://madiun.solopos.com/read/20180727/516/930343/tampilkan-seni-bersilat-225-pesilat-unjuk-gigi-di-madiun">permintaan</a> air bersih hari ini. Jumlah warga yang kesulitan air bersih tidak banyak, ya hanya sekitar puluhan kepala keluarga (KK)," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Bojonegoro, M.Z. Budi Mulyono di Bojonegoro, Kamis (26/7/2018).</p><p>Menurut dia, desa lainnya di daerahnya yang biasanya mengalami kesulitan air bersih selama kemarau hingga kini belum ada yang mengajukan permintaan air bersih.</p><p>Ia memperkirakan, desa-desa yang biasa dilanda kekeringan akan mengajukan permintaan pasokan air bersih sekitar pertengahan Agustus.</p><p>"BPBD segera mendistribusikan air bersih kepada warga di Bakulan, Kecamatan Temayang," ujarnya.</p><p>Sebelum itu, lanjut dia, BPBD juga sudah mendistribusikan air bersih masing-masing satu tangki (5.000 liter) kepada lembaga pendidikan di Kecamatan Kepohbaru, dan sebuah rumah sakit (RS)<a title="Bulog Akhirnya Bersedia Beli Gula Petani Rp9.700/Kg" href="http://madiun.solopos.com/read/20180726/516/930158/bulog-akhirnya-bersedia-beli-gula-petani-rp9.700kg"> swasta</a> di Kecamatan Kota.</p><p>"RS dan lembaga pendidikan itu mengajukan permintaan air bersih karena ada kegiatan bukan karena dampak kemarau," ucapnya.</p><p>Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, menjelaskan BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai truk tanki air, personel, juga kebutuhan lainnya untuk mengatasi kesulitan air bersih di desa yang mengalami kekeringan.</p><p>"Anggaran untuk memasok air bersih lebih dari cukup tersedia sekitar Rp200 juta dari APBD 2018," katanya.</p><p>Menurut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, pada Juli ini di daerah setempat masuk musim kemarau.</p><p>Bedasarkan pemetaan kekeringan mengancam 10.628 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 33.923 jiwa di 54 dusun di 26 desa tersebar di Kecamatan Kasiman, Ngambon, Temayang, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tabakrejo, Kepohbaru dan Ngraho.</p><p>Warga yang terancam mengalami kesulitan <a title="Pemkot Madiun Geram Penyewa Gedung Eks Sri Ratu Tak Penuhi Targe" href="http://madiun.solopos.com/read/20180727/516/930404/pemkot-madiun-geram-penyewa-gedung-eks-sri-ratu-tak-penuhi-target">air bersih</a> tahun ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 7.468 KK dengan jumlah 25.841 jiwa di 22 desa yang tersebar di 11 kecamatan.</p><p>"Meningkatnya jumlah warga yang terancam kesulitan air bersih tahun ini, sebab ada laporan baru dari desa yang masuk yang kemungkinan terancam kesulitan air bersih," katanya.</p><p>BPBD, kata dia, tahun lalu telah mengusahakan pengadaan air bersih di Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Desa/Kecamatan Kepohbaru, Desa Ngampal, Kecamatan Sumberrejo dan Desa Wedoro, Kecamatan Sugihwaras.</p><p>"Pengadaan air bersih di lima desa itu dengan membuatkan tandon air," ucapnya.</p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>