Kategori: News

BUKU TERORIS : Polisi Selidiki Buku SLTA Berhaluan Radikalisme

Buku terorisme yang beredar di kalangan siswa SLTA Jombang resahkan masyarakat. Kini, aparat mulai menyelidiki buku yang mengajarkan siswa untuk saling bunuh membunuh kepada umat agama lain itu.

Madiunpos.com, JOMBANG – Aparat Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, saat ini masih menyelidiki terkait dengan temuan buku mata pelajaran yang di dalamnya juga terdapat materi pelajaran yang mengajarkan radikalisme.

"Kami masih dalam penyelidikan terkait temuan itu," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Jombang AKP Leli di Jombang, Kamis (19/3/2015).

Ia mengatakan, adanya temuan itu juga menjadi perhatian tersendiri bagi polisi, terlebih isinya yang mengajarkan untuk membolehkan menyakiti orang lain. Sebab, hal itu berlawanan dengan hukum.

Untuk saat ini, pihaknya belum melakukan pemeriksaan pada guru ataupun tim penyusun buku tersebut. Namun, polisi sudah mengumpulkan sejumlah bukti guna mendalami kasus tersebut.

Selain penyelidikan, AKP leli juga mengatakan, polisi mempunyai program untuk menekan ajaran agama yang mengajarkan perbuatan radikal atau keras, di antaranya dengan menggandeng ulama untuk sosialisasi ke sekolah.

Misi sosialisasi itu mengajarkan pentingnya toleransi serta meminimalisir berbagai paham yang mengajarkan kekerasan. Mereka diajarkan untuk berbuat baik dan tidak melawan hukum dengan melakukan kekerasan.

"Kami sudah mempunyai program itu dan nantinya menggandeng ulama dan lembaga masyarakat untuk sosialisasi," ujarnya.

Dunia pendidikan di Kabupaten Jombang diresahkan dengan temuan buku ajar pendidikan agama Islam kelas XI, yang mengajarkan kekerasan. Materi buku yang mengajarkan Islam radikal itu berada pada halaman 78 di buku tersebut.

Dalam halaman itu tertulis, para siswa diperbolehkan membunuh orang musyrik. Buku yang disusun tim MGPM itu juga sudah beredar ke sejumlah sekolah tingkat SMA yang ada di Kabupaten Jombang.

Beredarnya buku itu juga membuat sejumlah organisasi masyarakat geram, salah satunya adalah jaringan Gusdurian Jatim. Mereka meminta pemerintah tegas dan menarik buku itu dari sekolah, sebab beredarnya itu bisa merusak pemikiran para pelajar.

Pemerintah Kabupaten Jombang membuat langkah dengan membekukan terlebih dahulu penggunaan buku tersebut. Saat ini, pemkab juga sedang membahas dan meneliti guna mengetahui tim yang membuat buku tersebut.

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Berjaya di Tingkat Global, Pegadaian Sabet Penghargaan PMO Terbaik Asia-Pasifik

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Project Management Office… Read More

8 jam ago

Distribusikan Uang Layak Edar hingga ke Pelosok, Pegadaian Sabet Penghargaan BI

Madiunpos.com, JAKARTA--PT Pegadaian menyabet penghargaan bergengsi Sinergi Kemitraan Layanan Bank Indonesia (BI) berkat peran strategisnya… Read More

16 jam ago

Kolaborasi Pegadaian & Relawan Bakti BUMN Batch VIII, Bangun Desa Aan di Bali Lebih Mandiri

Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More

1 hari ago

Pegadaian Cari Talenta Emas Melalui Pegadaian Future Leaders Program

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More

2 hari ago

Pegadaian Geber Promo via Aplikasi Digital Pegadaian, Cek Cara Dapatkannya

Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More

3 hari ago

Inovasi Emas Pegadaian Buahkan Hasil: Layanan Bank Emas Cetak Kinerja Gemilang

Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.