Madiunpos.com, MADIUN -- Ratusan pelajar dan pegawai Pemerintah Kabupaten Madiun mengikuti upacara memeringati Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019). Monumen Kresek merupakan monumen pengingat peristiwa keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun.
Seusai upacara, puluhan pelajar dari berbagai SMA di Madiun ini mengelilingi monumen tersebut. Mereka melihat patung Musso, pimpinan PKI, yang sedang memenggal kepala Kiai Husein. Mereka juga melihat relief yang bercerita mengenai kekejaman PKI di Madiun.
Baca Juga:
Kunjungi Madiun, Konjen AS Keliling Di Monumen Kresek
Bupati Ahmad Dawami Kikis Stigma Madiun Basis PKI Pakai Cara Ini
Peristiwa berdarah dan penuh pembantaian di Madiun ini pun diceritakan kembali dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini.
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, menyampaikan para pimpinan PKI yang ada di Madiun mendeklarasikan Republik Soviet Indonesia. Kala itu, Madiun akan dijadikan pusat pusat pemerintahannya dengan Musso sebagai presiden dam Amir Sjariffudin menjadi perdana menteri.
"Pada tanggal 18 September 1948, melalui Soemarsono, PKI menguasai instansi pemerintahan di Madiun dan sekitarnya. Madiun menjadi pusat aksi. Sedangkan wilayah sekitar Madiun dijadikan rusuh," kata dia seusai upacara peringatan Hari kesaktian Pancasila.
Namun, penguasaan PKI di Madiun tidak berlangsung lama. Pasukan Siliwangi berhasil menumpas kekuatan PKI di Madiun pada 30 September 1948. Hingga akhirnya pemerintah berhasil merebut kembali Madiun . Aksi pasukan Siliwangi ini mendapatkan dukungan rakyat di Madiun.
Di tempat yang kini menjadi monumen ini, kata Bupati, menjadi tempat pembantaian para pejabat pemerintahan, polisi, hingga tokoh-tokoh Islam saat itu.
Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati, menegaskan Madiun bukan kampungnya PKI. Nenek moyang orang Madiun tidak pernah ada yang berasal dari PKI.
"Di Madiun tidak pernah ada embrio PKI. Di Madiun hanya menjadi pusat aksinya PKI," jelasnya.
Sederet tokoh-tokoh PKI seperti Musso, Amir Sjariffudin, Soemarsono, dan lainnya bukan orang Madiun. Menurutnya, Madiun hanya dijadikan tempat aksi kekejaman PKI.
Salah seorang pelajar SMA Kiai Ageng Basyariyah Sewulan, Muhammad Ali, mengatakan kegiatan keliling sejarah di Monumen Kresek ini tentu menjadi pelajaran dan semakin mengetahui sejarah kelam PKI. Kunjungan sejarah ini tentu menjadi penguat pelajaran sejarah yang telah diajarkan di sekolah.
"Paham komunis ini kan enggak beragam ya. Mereka kejam. Para penggeraknya yaitu Musso, Amir Sjariffudin," ujar dia saat ditanya tentang apa yang diketahui tentang Monumen Kresek.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Project Management Office… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--PT Pegadaian menyabet penghargaan bergengsi Sinergi Kemitraan Layanan Bank Indonesia (BI) berkat peran strategisnya… Read More
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More
This website uses cookies.