Daerah terpencil di Madiun, yakni Dukuh Sekalus, Dusun Poleng RT 035/RW 004 Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) tidak tersedia stok makanan melimpah karena warga jarang berbelanja.
Madiunpos.com, MADIUN — Warga Dukuh Sekalus, Dusun Poleng RT 035/RW 004 Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) tidak bisa leluasa berbelanja. Mereka mempertimbangkan jarak yang cukup jauh dan kondisi jalan yang terjal dari daerah terpencil Madiun itu menuju tempat perbelanjaan terdekat, yakni Pasar Kare.
Salah seorang warga Dukuh Sakalus, Supriyati, 35, mengaku jarang berbelanja karena terkendala jauhnya jarak dan terjalnya jalan menuju Pasar Kare. Menurut dia, menghabiskan banyak uang untuk biaya transportrasi dari daerah terpencil Madiun menuju Pasar Kare. Supriyati yang juga istri ketua RT 035/RW 004 Cemoro tersebut membeli kebutuhan pokok hanya sekali dalam sebulan.
"Ibu-ibu lainnya [di Dukuh Sekalus] juga sama. Turun ke Pasar Kare rata-rata sekali dalam sebulan. Itu pun kalau musim seperti ini [kemarau]. Saat musim hujan, belum tentu bisa belanja dalam sebulan. Karena jauh, ongkos untuk menuju pasar jelas habis banyak," kata Supriyati saat berbincang dengan Madiunpos.com di rumahnya, Sabtu (29/8/2015).
Pantaun Madiunpos.com di daerah terpencil Madiun itu, Sabtu, hanya ada satu jalur menuju Pasar Kare dari Dukuh Sekalus. Di samping kakan-kiri jalan di jalur menuju Pasar Kare dari Dukuh Sekalus tersebut dipenuhi semak belukar dan pohon pinus. Badan jalan di wilayah terpencil di Madiun itu juga hanya terbuat dari susunan batu. Jalan semakin sulit dilalui karena berdebu, bergelombang dan menanjak.
Nasi Tiwul
Supriyati menyampaikan macam barang yang dibelanjakan setiap kali ke Pasar Kare, yakni terutama sembilan bahan pokok (sembako). Disinggung kemungkinan stok sembako habis sebelum bisa kembali berbelanja ke Pasar Kare, dia menjawab makan dengan seadanya. Supriyati mengatakan sering mengganti menu nasi beras dengan nasi tiwul.
"Pokoknya kami tetep bersyukur sudah bisa makan. Tidak masalah makan seadanya. Anak-anak nanti dikasih pengertian saat beras, gula, atau persedian makanan lainnya pas habis. Kalau lauk, kadang beli gereh [ikan asin]. Kalau enggak, ya tempe tahu. Sedangkan sayuran, kami tanam sendiri. Ada jipan [labu siam] sama daun singkong," ujar Supriyati.
Supriyati tengah mencoba membuka warung kecil-kecilan di rumahnya untuk membantu warga daerah terpencil Madiun itu saat membutuhkan keperluan sehari-hari. Namun, usahanya tersebut tidak berjalan lancar. Selain tidak bisa membeli barang dagangan secara intens sesuai permintaan warga, menurut Supriyanti, usaha untuk warga Sekalus itu sulit berkembang karena minim modal.
KLIK DI SINI untuk Berita Lain Ekspedisi Daerah Terpencil Madiunpos.com Bersama Paguma:
- Member Paguma Diajak Sambangi Sekalus
- Sebagian Warga Madiun Ini Hidup Tanpa Listrik...
- WC Blung Warga Dukuh Sekalus Pindah-Pindah
- Hanya Ada 1 TV, Apa Tontonan Favorit Warga Sekalus?
- Tak Ada Listrik, Ini Cara Warga Sekalus Isi Baterai HP...
- Warga Dukuh Sekalus Paling Takut Hal Ini…
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.