Inflasi Jatim sepanjang 2016 ditarget Bank Indonesia setara dengan inflasi 2015 lalu.
Madiunpos.com, SURABAYA — Laju inflasi Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2016 ini diproyeksikan Bank Indonesia sama seperti 2015, yakni pada level 4% plus minus 1%.
Taufik Saleh, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, mengatakan menjelang akhir tahun 2016, akhirnya dibidik angka pasti inflasi sebesar 3,88%. "Target kami tahun lalu tercapai bahkan hasilnya lebih kecil sebesar 3,08%. Pada 2016 angka target sama, tetapi usahanya lebih berat daripada 2015," katanya ditemui di sela-sela Bincang-Bincang Media bersama BI Jawa Timur (Jatim), di Surabaya, Rabu (20/1/2016).
Usaha mencapai inflasi pada kisaran 4% dinilai lebih sukar pada tahun 2016 ini lantaran iklim perekonomian nasional diproyeksikan membaik. Di dalamnya mencakup peluang peningkatan konsumsi masyarakat serta membesarnya ekspektasi terhadap pengeluaran pemerintah.
Belum lagi ada kemungkinan perbaikan penghasilan masyarakat dan perbaikan harga sejumlah komoditas. Aspek-aspek inilah yang dapat memicu inflasi melaju lebih tinggi dari target, demikian papar Taufik.
Walau demikian, BI mengaku punya peta jalan inflasi Jatim yang mencakup pengamanan pasokan volatile food. Salah satu kendala adalah cuaca yang sukar diprakirakan sehingga produksi dan distribusi tanaman pangan terhambat.
"Untuk itu, kami kembangkan klaster pertanian untuk komoditas-komoditas yang biasa jadi penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai merah di Kediri dan Jember," ujarnya.
Sementara itu, saat mengakhiri tahun lalu Jawa Timur membukukan inflasi sebesar 0,85% pada Desember. Angka ini berasal dari persentase perubahan indeks harga konsumen bulan tersebut dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menjelaskan inflasi pada penghujung 2015 terpicu sejumlah komoditas, seperti bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, pasir, angkutan udara, beras, tarif listrik, daging sapi dan cabai rawit.
"Bahan makanan mengalami kenaikan harga akibat tidak seimbang suplai dan demand akibat ada perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan Tahun Baru yang waktunya berdekatan," tulisnya dalam data inflasi Jatim Desember 2015.
Mengawali Desember 2015 ada pula kenaikan tarif listrik untuk golongan 1.300 VA dan 2.200 VA sebesar 11%. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap pergerakan inflasi Jawa Timur. Selama bulan terakhir 2015 dari pantauan indeks harga konsumen di delapan kota di Jatim, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Surabaya 0,94% diikuti Malang 0,89%, dan Kabupaten Banyuwangi 0,80%. Selain itu, imbuh Sairi, Kota Kediri juga inflasi 0,79%, Kabupaten Sumenep 0,77%, Kota Madium 0,59%, Kota Probolinggo 0,41%. Adapun inflasi paling rendah dirasakan Kabupaten Jember sebesar 0,39%.
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
This website uses cookies.