Warga tutup akses masuk TPA Mrican Ponorogo. (Antara)
Madiunpos.com, PONOROGO -- Sejumlah warga melakukan aksi protes dengan menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Protes warga ini karena dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari TPA tersebut.
Seorang warga yang ikut aksi unjuk rasa, Athoilah, mengatakan jalan menuju TPA Mrican diblokade dengan menggunakan tumpukan batu. Aksi ini sebagai kelanjutan dari aksi sebelumnya bersama puluhan mahasiswa. Tuntutan warga dalam aksi ini ingin menagih janji kepada Pemkab Ponorogo untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah di TPA Mrican sejak setahun lalu.
"Kami hanya minta di TPA ini dibangun IPAL [instalasi pengelolaan air limbah] yang memenuhi standar, agar cemaran limbah tidak berdampak lingkungan, " kata Athoilah, Selasa (21/3/2023).
Sejak janji itu disampaikan, hingga kini belum terealisasi. Justru tumpukan sampah di TPA tersebut dibiarkan menggunung.
Baca Juga: 9.400 Laptop Gratis Senilai Rp53 Miliar Mulai Dibagikan ke Siswa SD & SMP di Madiun
Kondisi itu membuat bau tidak sedap menyengat hingga di kawasan pemukiman penduduk. Kemudian berbagai persoalan pun muncul, seperti masalah kesehatan, dampak terhadap pertanian, dan pencemaran lingkungan.
"Dampaknya banyak sekali, mulai dari kesehatan, warga banyak yang gatal gatal, belum lagi pertanian tercemar lahannya, belum lagi tanamannya rusak dan gagal panen, hasilnya menurun drastis," ujarnya.
Aksi blokade itu mengakibatkan sejumlah sampah dibiarkan menumpuk di pintu masuk TPA.
Penutupan TPA Mrican tetap akan dilakukan sementara waktu hingga warga mendapatkan kejelasan tuntutan yang telah disampaikan sebelumnya.
"Kami tetap akan blokade hingga ada realisasi yang jelas," katanya.
Baca Juga: Jadi Pengedar Sabu-Sabu, 2 Anggota Polisi Ditangkap Polres Madiun
Sumitro, salah satu warga Mrican mengungkapkan bahwa kondisi sampah di TPA sudah menggunung ditambah air lindi yang menimbulkan bau yang menyengat dan mengakibatkan kerusakan tanaman. Bahkan hasil panen padi warga tinggal 50 persen akibat tercemar.
Dikonfirmasi terpisah, Kepada Desa Mrican Adi Purnomo Sidik mengakui bahwa kondisi sampah di TPA Mrican sudah dalam posisi kelebihan kapasitas atau "overload".
Dirinya juga tidak menampik bahwa kondisi tersebut juga mencemari lingkungan yang menyebabkan masalah kesehatan dan pertanian bagi warganya.
"Dampak ke lingkungan yaitu air lindi mengalir ke air tanah warga menyebabkan kerugian pada petani, habitat air hewan tidak bisa hidup, penyakit jelas, saya yakin ada penyakit jangka panjang," katanya.
Adi mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan aksi yang dilakukan oleh warganya.Pun persoalan tersebut saat ini sudah mencapai puncaknya.
"Akan saya komunikasikan lagi dengan warga adanya penutupan ini tentu ada sisi positif dan negatifnya," ujarnya.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.