Kategori: News

Kekeringan di Ponorogo Meluas, Untuk Mandi Pun Warga Harus Numpang Ke Desa Tetangga

Madiunpos.com, PONOROGO -- Krisis air akibat kekeringan di Ponorogo semakin meluas dan parah. Warga di sejumlah desa bahkan sampai harus mandi di desa tetangga. Sumber air di desa mereka kering akibat kemarau.

Data dari BPBD Kabupaten Ponorogo sampai pertengahan September ini tercatat ada 14 desa di enam kecamatan yang mengalami krisis air pada musim kemarau ini. Di Kecamatan Slahung ada enam desa yakni Tugurejo, Duri, Slahung, Wates, Menggare, dan Caluk, di Kecamatan Pulung satu desa yakni Karangpatihan.

Sementara di Kecamatan Badegan juga satu desa yakni Dayakan, di Kecamatan Balong tiga desa yakni Pandak, Ngendut, dan Karangpatihan. Di Kecamatan Bungkal satu desa yakni Palem, dan di Kecamatan Sawoo dua desa yakni Tumpuk dan Sawoo.

Warga yang terdampak kekeringan ini totalnya 6.780 orang. Kepala Bidang Kedaruratan dam Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan saat ini kekeringan sudah meluas sampai 14 desa di enam kecamatan.

Masyarakat di 14 desa itu sangat bergantung droping air bersih dari BPBD. "Sumber air masyarakat memang sudah habis. Jadi untuk memenuhi kebutuhan, mereka mengandalkan bantuan air dari BPBD," kata Budi, Selasa (17/9/2019).

Bantuan air bersih dari BPBD digunakan untuk kebutuhan memasak dan air minum. Sedangkan untuk kebutuhan mencuci dan mandi, sebagian masyarakat harus pergi ke desa tetangga yang sumber airnya masih ada. Warga mandi di sungai maupun sumber air lainnya.

BPBD Ponorogo meningkatkan kiriman air bersih ke desa-desa yang kekeringan. Dalam satu pekan, BPBD menyalurkan 70 tangki atau 420.000 liter air bersih. Padahal sebelumnya, BPBD hanya mendistribusikan 51 tangki per pekan.

"Saat ini permintaan air bersih dari beberapa desa juga naik. Ada yang sebelumnya dikirimi dua tangki, sekarang minta tiga tangki. Ya karena kebutuhannya meningkat," jelas dia.

Budi meyakini desa yang terdampak kekeringan ini akan bertambah hingga sampai musim kemarau berakhir. Mengingat jumlah kecamatan yang terdampak kekeringan pada 2018 mencapai 10 kecamatan.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat lebih menghemat air. Terlebih saat ini kemarau masih cukup lama.

"Desa paling parah yaitu Desa Duri, Kecamatan Slahung. Di desa ini sumber air sudah mengering hampir semuanya. Desa ini mengalami kekeringan paling pertama," ujarnya.

Suharsih

Dipublikasikan oleh
Suharsih

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

3 jam ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

17 jam ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

7 hari ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

1 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.