Kategori: News

KISAH HARU : Luar Biasa, Guru Ini Tetap Mengajar Meski Muridnya Tinggal Dua Orang

Kisah haru ini sangat menyentuh dunia pendidikan. Seorang guru rela mengajar meski muridnya kini tinggal dua orang.

Madiunpos.com, MADIUN – Sebuah SD Negeri di Desa Jeladri, KecamatanKare, Madiun, hanya memiliki dua siswa. Mereka kakak adik yang sama-sama memiliki IQ rendah. Mereka bernama Eko Abdul Aziz, 13, dan Roma Usman, 8.

Kedua kakak adik tersebut tercatat sebagai siswa SD Negeri Kare 07. Sang kakak duduk di kelas II dan adiknya duduk di kelas I. Namun sejak tiga tahun terakhir, kedua siswa tersebut tak mau masuk sekolah sebab rumahnya jauh. Sehingga sekolah yang dibangun tahun 1972 akhirnya tidak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.

Ironisnya, di sekolah tersebut hanya ada satu orang guru bernama Edy Guntoro. Karena tak ingin siswanya putus sekolah, Edy Guntoro akhirnya rela mendatangi rumah siswanya agar bisa tetap belajar.

Untuk sampai ke rumah siswanya di Desa Seran, Eko Guntoro harus naik motor sejauh 4 kilometer dari rumah dinasnya. Dengan melewati jalan makadam yang di kanan kirinya berupa tebing dan jurang terjal.

Hal ini dilakukan Edy Guntoro agar kedua siswanya bisa belajar meskipun di rumah. Waktu mengajarnya pun tidak terikat seperti jam pelajaran di sekolah pada umumnya. Namun dilakukan di saat kedua siswa tersebut tidak sedang membantu orang tuanya.

Dan jika waktu istirahat tiba, kedua siswa kakak adik ini akan berganti baju seragam, kemudian pergi ke hutan mencari pakan ternak. Menurut Edy Guntoro, ia rela mengalah dengan mendatangi rumah kedua siswanya, sebab kedua siswanya sudah malas pergi ke sekolah karena lokasinya jauh.

Apalagi kedua siswa yang masih kakak adik tersebut juga memiliki IQ rendah seperti yang dialami orang tuanya.

"Karena orang tuanya IQ rendah, otomatis menurun kepada anaknya. Kalau mereka diajar terlalu lama, maka mereka akan lari dan enggak mau belajar lagi," ujar Edy Guntoro, Jumat (6/3/2015).

SD Negeri Kare 7 Madiun merupakan salah satu sekolah SD yang lokasinya berada di lereng Gunung Wilis dan berada di perkampungan miskin yang hanya dihuni 9 kepala keluarga (KK).

Sekolah tersebut dibangun pada tahun 1972 dan saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Sebab sudah tak dipakai sejak kehabisan siswa. Sementara dua siswa yang tersisa, yakni Eko dan Roma, juga sudah tak mau masuk sekolah.

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

3 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

3 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

1 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.