Kategori: News

KISAH INSPIRATIF : 2 Kendala Ini Hambat Pengembangan Kerajinan Kaligrafi di LP Madiun

Kisah inspiratif, pengembangan usaha kerajinan kaligrafi dari kuningan di LP Madiun terkendala modal.

Madiunpos.com, MADIUN -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP/Lapas) Kelas I Madiun, Wahid Husein, menyampaikan pengembangan usaha kerajinan kaligrafi dari kuningan yang dikerjakan narapidana terbentur persoalan modal dan pemasaran.

Selama ini, pemasaran produk kaligrafi di LP Madiun hanya dilakukan secara tradisional yaitu dari mulut ke mulut sehingga belum bisa terjual secara maksimal.

Wahid menyampaikan keterbatasan pemasaran dan modal ini membuat usaha kaligrafi yang dikerjakan sejumlah napi di LP Madiun sulit untuk berkembang. Selain itu, keterbatasan modal juga membuat harga jual kaligrafi karya para napi menjadi lebih tinggi.

Dia berharap ada pihak swasta maupun pemerintah yang mau membantu dan bekerja sama dengan pihak LP sebagai mitra bisnis. Hal ini supaya karya kaligrafi yang dihasilkan napi bisa dikembangkan. (baca: Napi Terorisme di LP Madiun Hasilkan Puluhan Karya Kaligrafi di Penjara)

"Harapannya ada semacam pemerintah atau swasta yang menggandeng kami sebagai mitra untuk membantu pemasaran dan permodalan. Lapas yang akan menyediakan tempat dan tenaga," jelas Wahid kepada wartawan, Kamis (30/3/2017).

Wahid menuturkan kegiatan membuat kaligrafi di LP kelas I Madiun awalnya dirintis oleh Ibnu Khaldun, narapidana kasus terorisme yang menjalani hukuman di LP tersebut. Setelah usaha kreatif tersebut berkembang, akhirnya beberapa napi lain juga ikut terjun membantu dan belajar membuat kaligrafi di media kuningan tersebut.

Dia menuturkan modal awal pembuatan usaha tersebut yaitu dari swadana. Sejumlah pegawai LP memesan kaligrafi tersebut dan uang yang terkumpul dibelikan sejumlah alat dan bahan pembuatan kaligrafi itu.

Dari ketekunan Ibnu dalam berkreasi itu, hingga akhirnya ada sejumlah napi yang tertarik untuk belajar membuat kaligrafi kepada Ibnu. "Sebulan lalu, kita menyelenggarakan pelatihan khusus pembuatan kerajinan kaligrafi kepada 20 warga binaan," jelas Wahid.

Selain warga binaan, sejumlah petugas LP Madiun juga tertarik untuk belajar membuat kerajinan  kaligrafi ini. Pelatihan tersebut bertujuan supaya napi selama di LP bisa produktif. Sehingga dari keterampilan tersebut bisa menjadi bekal setelah keluar dari penjara.

Meski melatih sejumlah napi, kata dia, petugas tetap melakukan pengawasan selama berinteraksi dengan warga binaan lain. "Untuk memudahkan pengawasan, tempat kegiatan sengaja ditempatkan di satu ruangan dengan ruang KPLP," ungkap dia.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Malam Penganugerahan Sukses Digelar, Inilah Para Jawara Pegadaian Media Awards 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More

3 hari ago

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

6 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

4 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

4 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

1 bulan ago

This website uses cookies.