Kisah unik lelaki ini terjadi hanya karena persoalan sepele, yakni tak punya akun facebook. Gara-gara inilah, bapak asal Jember, Jawa Timur ini telantar berhari-hari dan tak bisa pulang. Bagaimana kisahnya?
Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Rona wajah lelaki itu sayu menyiratkan kesedihan. Siang itu, selepas menunaikan sembahyang zuhur, Senin (9/2/2015), ia duduk bersimpuh di serambi Masjid Agung Kota Madiun. Ia terdiam seorang diri. Wajahnya sesekali tertunduk.
“Bapak itu sudah empat hari di sini enggak bisa pulang. Tas dan seluruh isinya dicuri maling saat ia wudu,†ujar seorang petugas keamanan kepada Madiunpos.com, Senin (9/2/2015).
Muhammad Ridwan, demikian nama lelaki paruh baya itu. Ia warga asli Kabupaten Jember, Jatim, persisnya RT 004/ RW 005 Desa Balong Lor, Kecamatan Balong.
“Kalau dari terminal kecamatan, hanya seratusan meter rumah saya. Orang di terminal tahu semua Pak Ridwan,†ujarnya saat berbincang dengan Madiunpos.com siang itu.
Ridwan tinggal dan tidur di Masjid Agung Kota Madiun sejak Kamis (5/2/2015) lalu. Ini adalah pilihan terpahit baginya karena ia tak memiliki saudara dan rekan di Kota tersebut yang bisa ditumpangi berteduh.
Sementara, tas berisi uang, pakaian, dan handphone, telah hilang dicuri maling saat ia tinggal wudhu . Praktis ia tak bisa menghubungi sanak saudara lantaran semua nomor penting ada di dalam ponselnya yang raib itu.
“Saya baru pertama ke Masjid Agung Madiun. Inginnya salat zuhur dulu sebelum ke Jember. Ternyata, malah nginap di masjid sampai sekarang,†paparnya.
Seorang remaja sambil membawa ponsel pintar, Cahya Arum, 20, lantas mencoba membantunya. Ia mempersilakan bapak itu menyebutkan akun facebook atau twitter pribadinya. Harapanya, ia bisa menghubungkan bapak itu dengan saudara atau anaknya melalui media sosial. Sayang, bapak itu ternyata tak memiliki akun media sosial.
“Saya enggak ngerti apa itu facebook. Saya hanya lulusan SD, Mas. Saya bisanya sms atau nelpon. Tapi, saya enggak hafal nomor nomor Hp anak saya, karena seluruh isi tas saya telah hilang,†papar bapak lima anak ini.
Bapak itu sebenarnya sudah empat hari mencari pekerjaan serabutan di Kota Madiun. Harapannya, gajinya akan ia tabung untuk biaya pulang. Namun, pekerjaan yang ia cari ternyata tak kunjung dapat.
Ia pun bercerita tentang kesusahannya mengadu ke polisi, ke dinas sosial, dan ke pedagang kaki lima di sekitar Masjid Agung sekadar meminta es pelepas dahaga. Sesekali ia diajak makan bersama pengurus masjid.
“Enggak apa-apa mas. Saya akan cari pekerjaan dulu seadanya di sini sampai dapat. Nanti, kalau dapat gaji, mau buat ongkos pulang,†paparnya.
Sebelum remaja itu meninggalkan bapak itu, tiba-tiba remaja itu mengeluarkan uang dari dompetnya. “Ini Pak uang buat ongkos pulang. Semoga sampai di rumah,†ujar Cahya itu lalu meninggalkan bapak itu.
“Mas, terima kasih banyak. Semoga dapat imbalan Gusti Allah,†pekik lekaki itu dengan wajah sumringah. Ia pun bergegas meninggalkan masjid dan berjalan menuju ringroad Kota Madiun mencari bus jurusan Surabaya.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.