Kategori: News

KOPERASI JATIM : Koperasi Abal-Abal Marak di Jatim, OJK Curigai Pejabat Pemprov

Solopos.com, SURABAYA — Maraknya koperasi abal-abal jadi sorotan DPRD Jawa Timur. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencurigai banyak pengelola koperasi di Dinkop Jatim tidak kompeten sehingga eksekutif Pemprov Jatim kurang selektif memberikan izin pendirian koperasi.

Seperti diberitakan Madiunpos.com, kalangan DPRD Jarim meminta pemerintah provinsi setempat tidak sembrono dalam memberi izin pembentukan koperasi Jatim. Mudahnya pemberian izin koperasi itu dinilai menjandi pangkal maraknya koperasi abal-abal yang mengorbankan keuangan masyarakat.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Sardjito, Selasa (3/3/2015), juga mengakui pembentukan koperasi seharusnya melalui OJK yang memang memiliki wewenang menindak pelanggaran yang dilakukan lembaga keuangan. OJK bahkan juga menyarankan agar DPRD dan eksekutif Pemprov Jatim melakukan audit terhadap pejabat Dinas Koperasi yang bertugas mengelola koperasi UKM. Sebab, lanjutnya, berdasarkan riset OJK, ternyata mayoritas pengelola koperasi di Dinkop tidak kompeten.

“Hasil evaluasi kami, ternyata rata-rata tidak cakap. Seharusnya ada audit kepada pejabat-pejabat Dinkop yang in charge di posisi tertentu. Koperasi ini di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, tapi izinnya oleh pemda, makanya mereka jadi ‘toothless’.”

Lebih lanjut, dia meminta agar warga Jatim tidak terkecoh oleh tawaran koperasi maupun asuransi syariah yang menggunakan patron pemuka agama dengan iming-iming imbal minimal 10% per bulan. “Di banyak daerah sudah terjadi seperti itu. Korbannya ternyata bukan hanya masyarakat kecil, tapi bahkan sampai ke kalangan intelektual. Jangan percaya pada janji-janji keuntungan besar. Di Jatim pun sebaiknya demikian.”

Menyinggung rencana penerbitan obligasi daerah Jatim, Sardjito meminta agar DPRD memastikan implementasinya aman bagi warga. Dia meminta agar lewat obligasi daerah, dapat dipastikan dana untuk proyek-proyek Jatim berasal dari uang masyarakat Jatim.

“Jangan sampai hanya menjadi penonton atau pasar saja. Kalau proyeknya milik Jatim, obligasinya juga harus bersumber dari orang Jatim. Agar tidak membebani rakyat dan pemerintah baru kelak, harus dipastikan siapa yang menggunakan dananya.”

Rahmat Wibisono

Dipublikasikan oleh
Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

3 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

4 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

1 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.