Lagu dangdut ini dianggap merendahkan kaum wanita. Sebab, lagu berbahasa Jawa ini mengajarkan seseorang untuk melakukan hubungan intim tanpa ikatan suami-istri.
Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Lagu berjudul Sate Wedhus ini mendapatkan kecaman dari sejumlah kalangan lantaran lirik-liriknya lagunya dianggap menentang norma di masyarakat. Salah satunya mengajarkan para wanita untuk melakukan hubungan intim tanpa pernikahan yang sah.
Kompol Dodi Eko W, seorang polisi Polresta Madiun mengatakan lagu dangdut yang lagi naik daun tersebut dianggap merusak kepribadian bangsa Indonesia. Sebab, lirik lagu tersebut bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
“Ingat norma masyarakat itu adalah cerminan dari nilai-nilai luhur budaya bangsa. Jika norma itu sudah dilecehkan, ini sama dengan merusak kepribadian bangsa,†ujar Dodi saat memberikan penjelasan kepada ratusan siswa siswi di aula Gedung Diklat Kota Madiun, Selasa (10/3/2015).
Polisi yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (Kabag Sumda) Polresta Madiun itu mengingatkan bahwa tak semua lagu yang berasal dari bangsa sendiri mengajarkan kebaikan. Sebaliknya, tak semua lagu yangberasal dari luar negeri bertentangan dengan kebaikan.
Menurutnya, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum sekaligus kristalisasi dari akar budaya bangsa adalah filter atas budaya. Jika sebuah lagu, meski dari dalam negeri, namun bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, maka itu harus ditolak.
“Contohnya lagu dangdut ini. Lirik lagunya sangat merendahkan martabat kaum wanita dan mengajarkan perselingkuhan,†paparnya.
Berikut adalah lirik lagu yang dianggap melecehkan kaum wanita itu:
Mendhing tuku sate, timbang tuku wedhuse (Lebih baik beli sate dari pada beli kambing)
Mendhing genda’an timbang dadi bojone, (Mending jadi selingkuhan daripada jadi istrinya)
Mangan sate, ora mikir mburine (Makan sate tidak mikir di belakang (hari)nya)
Ngingu wedhus dadak mikir sukete (Pelihara kambing harus mikir rumputnya)
Timbang dibojo, ora ono duite (daripada dinikahi tidak ada uangnya)
Mendhing tak gae, genda’an wae (mending dipakai selingkuhan saja)
Ora usah mikir sak bendinane, (Tidak pusing mikir hariannya)
Seminggu cukup sepisan wae (seminggu cukup sekali saja)
Mergone aku ora kuat, (Karena aku tidak kuat)
Yen duwe bojo, wong melarat (kalau punya suami miskin)
Ra mblanjani, gawene sambat (Tidak mencukupi uang belanja, bisanya mengeluh)
Seneng kumpul modal dengkul bondo nekat (Seneng 'kumpul', modal dengkul sama nekat)
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.