Kategori: News

Masa Tanam Padi, Petani Madiun Mengeluhkan Kekurangan Pupuk Bersubsidi

Madiunpos.com, MADIUN -- Petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi pada masa tanam ketiga tahun ini. Petani mengaku keberatan jika harus menggunakan pupuk non-subsidi.

Seorang anggota kelompok tani di Desa Sambirejo, Wahono, mengatakan saat ini para petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Padahal ketersediaan pupuk ini penting pada masa tanam padi.

“Seminggu lagi, petani mulai menanam benih padi. Tapi pupuk subsidi sudah sulit untuk ditemui,” kata dia, Sabtu (4/12/2021).

Waduh, Tahun Ini Ada 64 Temuan Kasus Baru HIV/AIDS di Madiun

Wahono menuturkan ketersediaan pupuk bersubsidi di toko pupuk hanya ada sedikit. Setiap petani hanya dibatasi untuk pembelian pupuk bersubsidi sekitar 35 kg saja per kotak sawah. Padahal kebutuhan pupuk untuk satu masa tanam mencapai 100 kg per kotak sawah.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu, lanjut Wahono, biasanya para petani membeli pupuk non-subsidi. Tetapi harga pupuk non-subsidi ini sangat mahal. Sehingga para petani pun keberatan untuk membelinya.

“Untuk kebutuhan pupuk saja, 100 kg pupuk subsidi seharga Rp600.000. Tentu ini sangat mahal dan memberatkan petani,” jelasnya.

Dia memerinci untuk biaya satu kali musim tanam padi dibutuhkan biaya sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta per kotak. Itu belum biaya pengairan yang biasanya membutuhkan solar.

Jamin Ketersediaan Benih Porang, Petani Dilatih Teknik Kultur Jaringan

Kondisi tersebut membuat sebagian petani harus mencari utangan dari rentenir maupun meminjam uang di bank.

Untuk itu, Wahono berharap pemerintah bisa mendengarkan keluhan para petani dan menyediakan pupuk subsidi.

Perangkat Desa Sambirejo, Ajar Putra Dewantoro, mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi menjadi masalah yang dihadapi para petani setiap musim tanam padi. Dia menyebut lahan pertanian di desanya mencapai 70 hektare.

Ajar menyampaikan pemerintah desa kerap mendapatkan keluhan terkait kelangkaan pupuk bersubsidi ini. Dengan kurangnya pupuk bersubsidi ini, kata dia, petani pun terpaksa memenuhi kebutuhan dengan membeli pupuk non-subsidi.

“Ini yang menjadi keluhan para petani di sini. Harapannya pemerintah bisa memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi para petani,” kata Ajar.

Abdul Jalil

Dipublikasikan oleh
Abdul Jalil

Berita Terkini

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

4 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

4 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

4 minggu ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.