Metana Menyembur di Ngawi Bikin Warga Penasaran

<p><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180816/516/934607/gua-temuan-di-tuban-layak-dikelola-jadi-objek-wisata" title="Gua Temuan di Tuban Layak Dikelola Jadi Objek Wisata"></a></p><p><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180817/516/934723/jumlah-pendaki-lawu-meningkat-ini-imbauan-bpbd-magetan" title="Jumlah Pendaki Lawu Meningkat, Ini Imbauan BPBD Magetan"></a></p><p dir="ltr"><strong>Madiunpos.com, NGAWI</strong> -- Semburan gas berupa metana di Desa Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, masih terus terjadi dua pekan terakhir. Metana muncul dari sumur warga Pangkur sejak Minggu (5/8/2018).</p><p dir="ltr">Metana adalah&nbsp;<span style="color: red;"><i><span>&nbsp;</span></i></span>gas tanpa warna dan tanpa bau, yang dapat meledak jika dicampur dengan udara, sifatnya lebih ringan daripada udara<span style="color: #008000;">.</span></p><p dir="ltr">Kepala Desa Waruk Tengah, Suyanto, mengatakan semburan metana dari <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180816/516/934607/gua-temuan-di-tuban-layak-dikelola-jadi-objek-wisata" title="Gua Temuan di Tuban Layak Dikelola Jadi Objek Wisata">sumur warga</a>&nbsp; bernama Muhajir hingga saat ini masih terjadi. Semburan metana yang keluar stabil.</p><p dir="ltr">Sejak kemunculannya dua pekan lalu, pemilik sumur sudah memanfaatkan semburan gas itu untuk memasak. Karena gas yang keluar tidak terlalu besar, sehingga gas tersebut aman untuk dimanfaatkan untuk memasak.</p><p dir="ltr">"Saat ini hanya ada satu titik semburan gas di rumah Muhajir. Tidak merembet ke mana-mana. Kalau tahun lalu semburan gas juga terjadi di 200 meter dari titik lokasi ini. Tapi sekarang semburan gas itu tidak muncul," jelas dia saat dihubungi <em>Madiunpos.com</em>, Sabtu (18/8/2018).</p><p dir="ltr">Yanto menjelaskan fenomena alam itu sempat membuat geger masyarakat setempat. Banyak orang datang ke rumah Muhajir untuk melihat dan membuktikan semburan metana itu.</p><p dir="ltr">Namun, setelah dua pekan berselang, sudah tidak ada warga yang datang untuk melihat semburan gas itu. Warga setempat juga tidak takut dengan munculnya gas alam ini. Menurut Yanto, warga <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180817/516/934723/jumlah-pendaki-lawu-meningkat-ini-imbauan-bpbd-magetan" title="Jumlah Pendaki Lawu Meningkat, Ini Imbauan BPBD Magetan">sudah terbiasa</a>&nbsp;dengan fenomena ini.</p><p dir="ltr">"Ini sudah muncul sejak 2012 lalu. Semburan gas ini muncul saat musim kemarau. Nanti kalau musim hujan berhenti sendiri," jelas dia.</p><p dir="ltr">Pemanfaatan semburan gas, sejauh ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak pemilik sumur. Hal itu karena semburan gas terlalu kecil sehingga sulit untuk disalurkan ke warga lainnya.</p><p dir="ltr">Pemerintah kabupaten sudah mendatangi dan memeriksa kondisi gas tersebut. Pemerintah menjelaskan metana yang keluar tidak berbahaya, namun warga harus tetap waspada <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180817/516/934706/756-napi-lp-madiun-dapat-remisi-kemerdekaan" title="756 Napi LP Madiun Dapat Remisi Kemerdekaan">dengan kondisi tersebut</a>.</p><p dir="ltr">"Aman, cuma warga memang harus waspada. Gas tersebut disalurkan di luar rumah supaya tidak berbahaya," ungkap dia.&nbsp;</p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>