Kategori: News

ORMAS GAFATAR : Begini Kata Mantan Aktivis Gafatar Jatim soal Orang Hilang

Ormas Gafatar bukanlah organisasi kemasyarakan Islam atau organisasi keagamaan, karena itu urusan meninggalkan keluarga adalah didasari akidah yang dianut masing-masing mantan anggota organisasi kemasyarakat itu.

Madiunpos.com, SURABAYA — Dua mantan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Jawa Timur buka suara. Mereka mengungkapkan kemungkinan alasan menghilangnya mantan aktivis Gavatar tanpa pamit sanak dan kerabat.

Kedua mantan aktivis ormas Gafatar Jatim yang muncul di hadapan publik di tengah sorotan tajam atas organisasi yang dulu mereka pimpin itu adalah Riko, mantan Ketua Dewan Pimpinan Gafatar Surabaya, dan Budi Laksmono, dokter spesialis penyakit dalam dan paru di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur yang dulunya menjabat Kepala Bidang Kesehatan Gafatar Jatim.

Di tegaskan keduanya di hadapan pers Surabaya, Gafatar yang didirikan pada tahun 2011 telah dibubarkan bulan Agustus 2015 karena Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang mereka mohon tak kunjung diterbitkan. Padahal, selama kurun waktu empat tahun Gafatar berdiri, dokumentasi ormas itu yang ditelusuri Madiunpos.com tak putus mengabarkan aneka aktivitas sosial yang mereka tujukan kepada masyarakat.

Dalam konsep organisasinya, terang Riko, Gafatar mengajak warga Indonesia kembali ke aturan Tuhan Yang Maha Esa sehingga aturan tersebut satu dan memandang secara fisik dan moral terkait pemahaman bahwa negara ini sedang krisis. "Dalam konsep, kita diberi pemahaman bahwa negara ini sedang krisis moral, sehingga jika hal itu terjadi maka tidak mustahil kalau negara ini akan menjadi negara yang terkutuk, terlihat dari tanda-tanda isu global warming, El Nino, dan lainnya," tuturnya.

Hijrah ke Kalimantan
Oleh karena itu, tambahnya, agar terhindar dari kutukan, langkah sederhana yang harus dilakukan adalah menyiapkan pangan sebanyak-banyaknya. Untuk bertahan dari ancaman kutukan inilah, ratusan mantan anggota Gafatar saat ini melakukan aksi hijrah ke Kalimantan guna bercocok tanam.

Mantan Kepala Bidang Kesehatan Gafatar Jatim, dr Budi Laksmono menambahkan daerah Kalimantan menjadi tujuan utama dari mantan para anggota Gafatar, karena di daerah ini masih memiliki lahan yang luas dan masih sangat subur. "Beberapa orang mantan anggota Gafatar yang selama ini menghilang kemungkinan besar berada di Kalimantan untuk bergabung dalam gerakan bercocok tanam, namun untuk pergi ke Kalimantan tujuan mereka berbeda-beda sesuai dengan akidah masing-masing yang telah dianutnya," ujarnya.

Ditegaskannya, meninggalkan keluarga adalah keputusan dari masing-masing pribadi mantan anggota Gafatar, karena Gafatar kini sudah bubar. "Tanggapan saya bahwa Gafatar sudah bubar, karena masing-masing orang hilang atau meninggalkan tugas dan keluarganya itu urusan pribadi masing-masing," Budi Lesmono kepada wartawan di Surabaya sebagaimana dikutip laman aneka berita, Detikcom.

Bukan Ormas Islam
Dia menduga keputusan meninggalkan keluarga sehinga diangap sebagai orang hilang itu adalah keputusan yang didasarkan kepada akidah yang dianut mantan anggota Gafatar bersangkutan. Gafatar sebagaimana dijelaskan Riko dan Budi, bukanlah organisasi kemasyarakatan Islam atau organisasi keagamaan, sehingga urusan akidah adalah urusan pribadi masing-masing anggota. "Mungkin mereka yakin dengan akidahnya masing-masing, sehingga mereka lebih senang meninggalkan tugas utama dan keluarganya," tuturnya.

Sempat diungkapkan pula oleh Budi dalam kesempatan itu, selama empat tahun eksistensi Gafatar, sekitar 10.000 orang secara nasional ikut menjadi anggota, dan sekitar 945 orang di antara mereka berasal dari Jawa Timur. Sedangkan soal Negara Karunia Semesta Alam (NKSA) yang belakangan hari ini disebut-sebut sebagai nama baru Gafatar, tegas dibantah Riko. "Kemungkinan organisasi lain yang tidak berhubungan dengan Gafatar," ujarnya sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Perkuat Integritas dan Inovasi Hukum, Divisi Legal PT Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia’s In-House Counsel Awards 2025

Madiunpos.com, NUSA DUA-PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang tata kelola dan hukum, dengan… Read More

2 hari ago

Pegadaian Luncurkan Super Apps Tring!, Integrasikan Ekosistem Emas dan Keuangan Digital

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menandai babak baru transformasi digitalnya dengan meluncurkan super apps terbaru,… Read More

3 hari ago

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

2 minggu ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.