Awali Peringatan Hari Jadi ke-102 Kota Madiun, Wali Kota Ziarah Makam Leluhur

Madiunpos.com, MADIUN -- Peringatan Hari Jadi ke-102 Kota Madiun diperingati secara sederhana. Kegiatan diawali pada Kamis (18/6/2020) dengan berziarah ke makam para leluhur di Makam Kuncen dan Makam Taman oleh Wali Kota Madiun, Maidi, beserta jajaran di bawahnya.

Wali Kota Maidi mengatakan ziarah makam ini merupakan kegiatan pembuka dalam memperingati Hari Jadi ke-102 Kota Madiun. Peringatan tahun ini memang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tak lain karena pandemi Covid-19 yang masih melanda. Sehingga anggaran untuk kegiatan hiburan saat hari jadi dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Ziarah makam, kata Wali Kota, sudah menjadi budaya yang perlu dilestarikan. Ziarah ini untuk mengingat jasa para leluhur yang telah mendahului kita.

Sidang Sengketa Yayasan Setia Hati Terate Berakhir, Ini Putusan Hakim PN Kota Madiun

“Kegiatan keagamaan seperti ini akan terus kita tingkatkan. Ini menjadi salah satu bagian menjaga tradisi kita,” kata Maidi seusai berziarah di Makam Taman.

Wali Kota menegaskan seluruh kegiatan peringatan hari jadi akan berlangsung sederhana dan fokus pada kegiatan sosial dan keagamaan. Kegiatan yang bersifat hiburan ditiadakan dan mengalihkan anggarannya untuk kegiatan lain.

Untuk puncak perayaan Hari Jadi Kota Madiun yaitu pada tanggal 20 Juni 2020 akan diisi dengan doa bersama dan pemberian santunan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Duh, Sidang Online Sengketa Yayasan SHT di PN Kota Madiun Terkendala Jaringan Internet

“Kota Madiun sudah berusia 102 tahun. Itu usia sudah tua. Tetapi, penampilan harus muda. Maka dari itu, pembangunan untuk mempercantik wajah kota terus dilakukan. Saya minta masyarakat harus bersabar,” ujar dia.

Makam Para Tokoh Madiun

Wali kota bersama rombongan pertama kali berziarah di Makam Kuncen. Di makam ini bersemayam beberapa tokoh penting Madiun seperti Ki Ageng Panembahan Brubuk Ronggo Djoemeno (Bupati Madiun tahun 1568-1586), Raden Ayu Retno Doemilah, Raden Mas Bagoes Petak. Selain itu, Pangeran Adipati Kenitren Martoloyo, Kiai Irodikromo atau Pangeran Adipati Balitar, dan Pangeran Tumenggung Balitar Tumapel.

Setelah mendoakan dan menabur bunga di makam para leluhur, rombongan kemudian berziarah ke Makam Taman. Di makam ini juga bersemayam sejumlah tokoh penting Madiun. Yaitu Raden Ronggo Prawirodirjo I atau Raden Ronggo Prawiro Sentiko yang menjadi Bupati Brang Wetan Gunung Lawu (1755-1784), Raden Ronggo Prawirodirjo II yang menjabat Bupati Madiun (1784-1797). Raden Ronggo Prawirodirjo II merupakan kakek dari Raden Ronggo Prawirodiningrat dan Raden Bagoes Sentot Prawirodirdjo, panglima perang Pangeran Diponegoro.

Masuki Kota Madiun, Ribuan Pesilat PSHT Langsung Diminta Pulang Oleh Polisi

Selain itu, terdapat makam Pangeran Dipokusumo (Bupati Madiun 1810-1820), Ronggo Prawirodiningrat (Bupati Madiun 1822-1861), Raden Ronggo Ariyo Notoningrat atau Kanjeng Bagus (Bupati Madiun 1861-1869), Raden Mas Mas Tumenggung Adipati Sosronegoro (Bupati Madiun 1869-1879), Raden Mas Tumenggung Sosrodiningrat (Bupati Madiun 1879-1885), Raden Aryo Adipati Brotodiningrat (Bupati Madiun 1885-1900), Raden Tumenggung Koesnodiningrat (Bupati Madiun 1900-1929), Raden Mas Adipati Koesmen (Bupati Madiun 1929-1937), dan Raden Ronggo Koesnindar atau Pudak Sinumpet (Bupati Madiun 1937-1953). (ADV)