Perlintasan tanpa palang di Desa Wonoasri, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jatim harus dijaga petugas demi keamanan pengguna jalan.
Madiunpos.com, MADIUN — Sejumlah petugas penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Wonoasri, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) berkomitmen menjamin keselamatan para pengguna jalan.
"Kami tahu pekerjaan sebagai penjaga perlintasan kereta api punya risiko tinggi. Kami mesti bertanggung jawab dengan keselamatan orang lain. Kami tidak boleh lengah sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas," kata salah seorang penjaga perlintasan kereta api Wonoasri, Naryo, 49, kepada Madiunpos.com, Senin (26/10/2015).
Naryo menerangkan perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Wonoasri dijaga petugas setiap hari yang terbagi ke dalam empat sif. Menurut dia, sif pertama petugas wajib menjaga perlintasan kereta api pada pukul 06.00 WIB sampai 11.00 WIB. Sedangkan sif kedua, petugas berada di perlintasan kereta api pukul 11.00 WIB hingga 13.00 WIB. Dilanjutkan, petugas berjaga di sif ketiga pada pukul 13.00 WIB sampai 17.30 WIB.
"Sif terakhir, petugas berjaga di perlintasan kereta api Wonoasri pukul 17.30 WIB sampai 21.00 WIB. Keesokan harinya petugas kembali harus stand by di perlintasan. Banyak anak sekolah, pekerja kantoran, guru, dan lain sebagainya yang setiap hari melewati perlintasan kereta api," jelas Naryo.
Ditanya uang yang bisa dikantongi setiap harinya sebagai petugas penjaga perlintasan kereta api Wonoasri, Naryo menyebut tidak pasti. Dia mengatakan paling banyak bisa mendapatkan uang Rp50.000 sehari dari hasil sumbangan para pengendara yang melewati perlintasan kereta api Wonoasri.
"Kalau menjadi petugas penjaga perlintasan kereta api bukan menjadi pekerjaan utama. Kami lebih karena sukarela saja ingin membantu orang lain. Jadi, kalau dapat berapa pun [pemberian] dari pengendara yang lewat di perlintasan kereta api, kami menerima dengan ikhlas," jelas Naryo.
Sumbangan Pengendara
Naryo tidak keberatan apabila perlintasan kereta api Wonoasri nantinya dilengkapi dengan fasilitas palang pintu. Menurut dia, keselamatan jiwa menjadi kebutuhan masing-masing orang.
Apabila tidak ada lagi petugas penjaga, Naryo meminta, masyarakat tetap berhati-hati saat melewati perlintasan kereta api Wonoasri. "Kalau sudah ada palang pintu, semua pengandara ya mesti hati-hati," kata Naryo.
Senada dengan Naryo, penjaga perlintasan kereta api Wonoasri lainnya, Ali, 45, menyebut petugas penjaga perlintasan kereta api Wonoasri tidak menerima pemasukan selain dari sumbangan para pengandara yang lewat.
Dia membantah Pemerintah Desa (Pemdes) Wonoasri turut membantu kesejahteraan petugas penjaga perlintasan kereta api. "Kami ikhlas membantu yang lain. Pemasukan bukan menjadi tujuan utama," jelas Ali.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.