Ilustrasi-- Ketindihan. (Freepik)
Madiunpos.com, MADIUN – Pernahkan Anda mengalami keadaan seperti ada sesuatu yang menindihmu saat tidur? Beberapa orang menyebut keadaan ini dengan ketindihan. Dalam dunia medis hal tersebut dikenal dengan sleep paralysis.
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang ketindihan saat tidur. Sebut saja adanya gangguan dari makhluk halus seperti yang banyak dipercaya orang. Bahkan, ada yang mengatakan kalau ketindihan ini bisa menyebabkan mimpi buruk.
Beberapa orang juga merasa ada sosok lain bersamanya saat ketindihan terjadi. Sebenarnya, ini jenis halusinasi yang umum terjadi. Sementara itu sleep paralysis juga tak selalu membuat seseorang mengalami mimpi buruk. Andaikan terjadi, ada kemungkinan hal itu terjadi secara kebetulan. Sebab, tak ada studi yang mengatakan kalau sleep paralysis dapat menyebabkan mimpi buruk.
Lagi Ngetren! Begini Cara Merawat Tanaman Hias Aglonema
Menurut The American Sleep Disorder Association (1990), sleep paralysis merupakan keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak, atau berbicara ketika tertidur (hypnagogic), ataupun saat bangun dari tidur (hypnopompic). Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan orang tersebut menggerakkan otot saat tidur.
Ketika tidur, otak akan menjadi tidak aktif di mana kondisi tersebut merupakan hal yang normal. Ketika ketindihan saat tidur terjadi, ketidakaktifan otot berlanjut untuk beberapa saat dari masa tidur ke masa sadar. Di samping itu, saat mengalami ketindihan, ada kemungkinan seseorang akan merasa sulit bernapas.
Melansir halodoc.com Selasa (15/9/2020), berikut jenis-jenis sleep paralysis dalam kacamata medis:
Dianggap Sepele, Ternyata Ini Manfaat Mengkonsumsi Ceker Ayam Untuk Kesehatan
Ketindihan dalam medis ini terjadi sebelum seseorang tertidur sepenuhnya. Umumnya, saat menjelang tidur tubuh akan merasa makin rileks dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran. Bagi orang yang mengalami Hypnagogic Sleep Paralysis, dirinya tetap tersadar, namun ia tak bisa berbicara atau menggerakkan tubuh.
Kelumpuhan semacam ini berlangsung saat seseorang tersadar pada akhir masa tidur. Umumnya, masa tidur terbagi menjadi dua. Pertama, non-rapid eye movement (NREM). Porsi NREM ini sekitar 75 persen dari masa tidur. Kedua, rapid eye movement (REM). Ketika seseorang tersadar sebelum masa REM berakhir, maka pada saat itulah bisa terjadi Hypnopompic Sleep Paralysis.
Berikut Manfaat dan Bahaya Makan Makanan Pedas Untuk Kesehatan
Gejala utama dari ketindihan saat tidur yang sering terjadi adalah pengidapnya tak bisa bergerak maupun berbicara walaupun ia sudah terbangun atau tersadar dari tidur. Tapi ada kalanya fenomena tidur ini juga memiliki gejala-gejala lain seperti:
1. Sulit bernafas karena dada terasa sesak
2. Berhalusinasi seolah-olah seperti seperti ada seseorang atau sesuatu di dekatnya
3. Masih dapat menggerakkan bola mata. Sebagian orang masih bisa membuka mata mereka saat sleep paralysis, namun sebagian lainnya tidak.
4. Merasa ketakutan
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.