Pertanian Madiun ini terkait penyerapan beras petani oleh Bulog.
Madiunpos.com, MADIUN - Kalangan petani di Kabupaten Madiun mengeluh lantaran Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat terkesan enggan menyerap hasil panen padi mereka.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Madiun Suharno merasa kecewa dengan tidak terserapnya hasil panen petani. Ia mengaku tidak mengetaui alasan Bulog enggan membeli gabah petani.
"Para petani ingin Bulog menyerap gabah dan padi hasil panen bagaimanapun kondisinya. Sehingga harga gabah di petani tidak anjlok," kata Suharno, baru-baru ini.
Ia menerangkan saat ini harga gabah panen di tingkat petani cukup bervariasi. Meski ada yang di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang mencapai Rp3.700 per kilogram, namun ada juga yang di bawahnya, yaitu di kisaran harga Rp3.200 hingga Rp3.500 per kilogram tergantung kondisi gabah.
Menanggapi keluhan itu, Bupati Madiun Muhtarom meminta Sub-Divre Bulog setempat membeli gabah dan padi milik petani guna mengejar target penyerapan beras yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat berkunjung di wilayah Madiun dan Ngawi waktu lalu," ujarnya kepada wartawan di Madiun, Selasa (5/4/2016).
Bupati menyatakan menerima keluhan para petani yang menyatakan Bulog enggan membeli gabah dan padi milik petani tanpa alasan jelas. Akibatnya, target serapan beras masih minim dan harga gabah di tingkat petani anjlok.
Menurut Muhtarom, untuk membantu proses penyerapan tersebut, Pemkab Madiun telah menyiapkan gudang yang dapat digunakan Bulog guna menampung gabah yang dibeli dari petani.
"Selain itu, jika Bulog kesulitan penjemuran gabah, Pemkab Madiun juga memiliki mesin pengering yang dapat digunakan untuk mengeringkan gabah. Asalkan, komitmen Bulog untuk menyerap gabah petani tetap berjalan," kata dia.
Berdasarkan data Bulog Sub Divre IV Madiun, target serapan beras yang ditetapkan pemerintah tahun 2016 mencapai 60.000 ton. Serapan tersebut berasal dari gabah dan beras milik petani di wilayah kerja Bulog Madiun yang meliputi Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun, dan Kota Madiun.
Sejauh ini, Bulog telah menyerap sebanyak 1.850 ton gabah kering giling atau sekitar 2 persen dari target dan penyerapan itu masih terus berlangsung hingga akhir tahun.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Muhammad Najib, menyatakan, minimnya penyerapan beras yang dilakukan Bulog karena terkendala persyaratan yang harus dipenuhi sebelum membeli gabah milik petani.
"Sehingga tidak semua gabah dapat terserap. Padahal sisi lain, Bulog memiliki target serapan yang harus dipenuhi guna mendukung stok pangan nasional," kata Najib.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.