Kategori: News

PERTANIAN PONOROGO : Petani Jagung Badegan Gagal Panen, Harga Naik Jadi Rp3.800/Kg

Pertanian Ponorogo, petani jagung di Ponorogo gagal panen.

Madiunpos.com, PONOROGO — Petani jagung di Desa Biting, Kecamatan Badegan, Ponorogo, gagal panen pada musim tanam ini. Saat ini harga jagung pipil dari petani Rp3.800/kg atau naik Rp500/kg dibanding saat panen Februari lalu.

Pantauan Madiunpos.com di Desa Biting, Selasa (21/3/2017) siang, sejumlah petani memipil biji jagung dari tongkolnya di halaman rumah mereka. Petani juga terlihat menjemur jagung saat matahari terik.

Seorang petani jagung, Mulyanto, 36, mengatakan hasil panen jagung pada musim tanam ini gagal. Dia mengaku hanya bisa mendapatkan panen sekitar 200 kg di lahan seperempat hektare. Padahal, dalam kondisi normal lahan tersebut bisa menghasilkan 1 ton jagung.

“Tahun ini gagal panen. Panennya cuma dapat 2 kuintal [200 kg],” kata dia kepada Madiunpos.com di rumahnya, Selasa.

Mulyanto menuturkan harga jagung saat ini naik dibandingkan saat panen raya Februari lalu. Kenaikan itu dimungkinkan karena stok jagung telah habis sehingga hasil panen jagung terakhir harganya naik.

Gagal panen jagung ini, kata dia, disebabkan cuaca yang kurang mendukung untuk pertanian jagung. Curah hujan yang tidak menentu menjadi penyebab utama jagung di wilayah tersebut rusak hingga gagal panen.

“Kemarin itu hujannya kan tidak tentu, itu bisa merusak tanaman dan ternyata benar banyak tanaman jagung yang rusak,” ujar warga RT 001/RW 002, Dukuh Temon, Desa Biting ini.

Hal senada juga disampaikan petani di Desa Biting lainnya, Sarto, 38. Menurut dia, hasil panen jagung pada musim tanam 2017 sangat buruk dan petani sangat merugi.

Warga RT 002/RW 002, Dukuh Temon, Desa Biting, ini mengatakan di lahannya yang seluas seperempat hektare hanya menghasilkan panen sekitar 2 kuintal jagung. Jagung tersebut kalau dijual hanya Rp760.000. Padahal, modalnya untuk menanam hingga merawat jagung itu lebih dari Rp500.000.

“Kalau biasanya kan bisa 1 ton. Jadi petani bisa mendapat untung. Sekarang tidak bisa mengambil keuntungan,” jelas dia.

Hasil panen jagung tersebut, kata Sarto, nantinya dijual ke industri pakan ternak melalui tengkulak di desa tersebut. Selain dijual di pabrik, warga juga mengonsumsi jagung tersebut untuk pembuatan nasi jagung.

“Tidak semua hasil panen jual. Sebagian kami gunakan untuk konsumsi, ya jadi nasi jagung,” ujar dia.

 

Suharsih

Dipublikasikan oleh
Suharsih

Berita Terkini

PT Pegadaian Raih Paritrana Award 2025, Bukti Nyata Komitmen Perlindungan Tenaga Kerja & Keberlanjutan Perusahaan

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menerima penghargaan bergengsi Paritrana Award… Read More

17 jam ago

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

7 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

1 minggu ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

2 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.