Sampah Madiun dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan teknologi komposter skala komunal untuk mengubah sampah organik menjadi kompos.
Madiunpos.com, MADIUN – Pengolahan sampah di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), memanfaatkan teknologi Komposter Skala Komunal yang dibangun di berbagai tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Gadis.
Anggota staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Madiun yang menjadi penanggung jawab pengelolaan sampah di TPS Taman, Jumari, 54, mengatakan komposter skala komunal berfungsi untuk menghasilkan kompos. Setiap sampah organik yang dibuang di TPS Taman, menurut dia, akan langsung dipilah dan dimasukan ke komposter skala komunal.
“Sampah organik, khususnya berupa dedaunan setiap hari saya kumpulkan bersama para penarik gerobak yang mengambil sampah di rumah-rumah warga. Setelah terkumpul, sampah organik masuk komposter skala komunal,†kata Jumari saat berbincang dengan Madiunpos.com di TPS Taman, Senin (9/11/2015).
Pantauan Madiunpos.com di TPS Taman, teknologi komposter skala komunal dibuat dengan konsep yang cukup sederhana. komposter skala komunal tersebut terwujud dalam sebuah bangunan yang memiliki luas sekitar 6 m2 dan tinggi sekitar 2 m. Sampah organik dimasukkan di dalam dari lubang komposter skala komunal di bagian atas.
“Di bagian tengah bangunan Komposter Skala Komunal dipasang sarangan atau saringan berupa kawat persegi untuk menahan daun agar tidak jatuh ke dasar. Daun yang masuk ke komposter selalu saya siram air bersih selagi terus diaduk. Dedaunan tersebut lantas dibiarkan di dalam bangunan Komposter dalam kondisi tertutup rapat. Daun lantas mengalami reaksi ilmiah dengan sendirinya,†terang Jumari.
Tiga Hari
Jumari menyebut hanya membutuhkan waktu tiga hari, daun di dalam komposter skala komunal tersebut berubah menjadi kompos. Menurut dia, daun yang paling bagus untuk diambil sebagai kompos, yakni yang berada di lapisan paling bawah atau tepat di atas sarangan. Jumari mengatakan daun-daun yang berubah menjadi kompos berubah menggumpal dan kering.
“Kompos yang dihasilkan komposter di TPS ini cocok untuk tanaman bunga. Setiap tiga hari daun-daun yang sudah berubah menjadi kompos saya ambil melalui lubang komposter di bagian bawah. Karena sifatnya komunal, kompos bisa dimanfaatkan bebas oleh masyarakat. Hingga saat ini komposter berfungsi,†jelas Jumari.
Dia menambahkan turbin ventilator yang berada di atas bangunan Komposter Skala Komunal juga masih  berfungsi untuk mengeluarkan udara panas yang terjebak pada suhu bawah atap atau ruangan. “Kalau alat rusak, saya sulit mengambil kompos. Udara di dalam komposter sangat panas akibat adanya reaksi dan ruangan yang tertutup,†ujar Jumari mengenai pengolahan sampah di Madiun.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More
Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More
This website uses cookies.