Semburan Air Sidolaju Bukti Ngawi Punya Potensi Minyak dan Gas

<p dir="ltr"><strong>Madiunpos.com, NGAWI</strong> -- Fenomena alam semburan air di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, yang terjadi sejak Minggu (5/8/2018), membuka pengetahuan baru bahwa wilayah itu memiliki potensi sumber air, minyak, dan gas di dalam tanah.&nbsp;</p><p dir="ltr">Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Energi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Timur, Kukuh Sudjatmiko, saat meninjau <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180809/516/933077/semburan-air-di-sidolaju-bawa-berkah-bagi-warga-ngawi" title="Semburan Air di Sidolaju Bawa Berkah Bagi Warga Ngawi">fenomena alam semburan gas</a> di Desa Sidolaju, Ngawi, Rabu (8/8/2018).</p><p dir="ltr">Kukuh menuturkan fenomena alam di Desa Sidolaju Ngawi bisa terjadi karena adanya potensi gas alam, minyak, dan air dalam yang ada di wilayah Ngawi.</p><p dir="ltr">Di lihat dari letak geografisnya, Desa Sidolaju ini diapit oleh dua gunung yaitu Gunung Lawu dan Gunung Kendeng.</p><p dir="ltr">Kukuh menyampaikan saat ini di wilayah Gunung Kendeng menjadi tempat industri minyak dan gas. Meski demikian, dia tidak bisa memastikan di Desa Sidolaju ini bisa menjadi potensi <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180810/516/933286/orang-gila-masuk-lanud-iswahjudi-magetan-bawa-rp25-juta" title="Orang Gila Masuk Lanud Iswahjudi Magetan Bawa Rp25 Juta">industri minyak dan gas</a> atau tidak.</p><p dir="ltr">"Kan di Gunung Kendeng sampai di Gresik itu kan ada Exxon. Ada aktivitas industri di sana," jelas dia.</p><p dir="ltr">Mengenai potensi minyak dan gas yang terjadi di Desa Sidolaju ini juga bisa dilihat dari peristiwa serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 silam, di Desa Sidolaju juga terjadi semburan air disertai gas. Bahkan sampai keluar api dari semburan itu.</p><p dir="ltr">Ketua Ikatan Geologi Jawa Timur, Handoko Teguh Wibowo, mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan air disertai gas menyembur hingga ketinggian 30 meter di Desa Sidolaju Ngawi.</p><p dir="ltr">Menurut dia, semburan air disertai gas itu terjadi karena ada remobilisasi gas yang ada di bawah kemudian menuju ke atas. Gas dari bawah itu kemudian menuju ke atas lantaran ada retakan kemudian menabrak lapisan air di atasnya.</p><p dir="ltr">Menurut dia, pergerakan gas ke atas juga terjadi karena berbagai faktor. Pengambilan air tanah semakin masif berdampak terjadi penurunan muka air tanah. Penurunan muka air tanah itu mengakibatkan terjadinya gaya tekan ke bawah.</p><p dir="ltr">"Bisa juga peristiwa itu karena pergerakan tanah berupa gempa bumi. Seperti bencana gempa di Lombok. Karena jaraknya juga tidak terlalu jauh," ujar dia saat meninjau semburan air Desa Sidolaju Ngawi, Rabu.</p><p dir="ltr">Selain itu, peristiwa ini juga bisa terjadi karena pembangunan jalan tol Ngawi-Solo. Yang mana<a href="http://madiun.solopos.com/read/20180810/516/933379/pemkab-madiun-bidik-163.489-anak-1-19-tahun-diimunisasi-difteri" title="Pemkab Madiun Bidik 163.489 Anak 1-19 Tahun Diimunisasi Difteri"> dalam pembangunan itu</a> ada urukan tanah, pemadatan, dan vibrasi yang dilakukan alat-alat berat.</p><p dir="ltr">"Proses itu juga memicu pergerakan tanah di bawah. Pasalnya pergerakan tanah di bawah ini menyebabkan terjadinya retakan di bawah hingga merobek kantong gas," ujar Handoko.</p><p dir="ltr">Plt. Camat Widodaren, Maryono, menuturkan tiga tahun lalu muncul gas di Desa Sidolaju. Dari lokasi semburan air hanya berjarak sekitar 1 km.</p><p dir="ltr">"Itu awalnya juga dibor untuk irigasi pertanian. Setelah itu muncul gas dan api," kata dia.&nbsp;</p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>