Kategori: News

SENIMAN NGAWI : Jangan Jijik, Kotoran Sapi Ini Dipamerkan di Mana-Mana

Seniman Ngawi yang satu ini menyulap kotoran sapi menjadi emas. Bagaimana kisahnya?

Madiunpos.com, NGAWI – Bramantyo Prijosusilo adalah seniman yang tergolong ekstrem dalam karya-karya ciptanya. Pria asli Ngawi, JawaTimur ini acapkali menggelar happening art yang cukup kontroversial. Selain pernikahan peri dengan manusia yang menghebohkan itu, lelaki berewok lebat ini diam-diam memiliki karya nyleneh berupa seni kotoran hewan.

Ketika berkunjung di kediamannya Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Madiun Pos sempat “disuguhi” sejumlah karya uniknya itu. Beberapa kotoran sapi nampak telah mengeras disimpan dan dirawat dengan baik di rumahnya. Sebagai karya seni, kotoran sapi itu ternyata telah berusia belasan tahun.

“Saya ingin buktikan ilmu tai [tinja] bisa menjadi emas. Dan ini adalah buktinya,” ujar Bramantyo saat menunjukkan karyanya itu, Minggu (7/6/2015) pekan lalu.

Kotoran-kotoran sapi itu, kata Bram, adalah sedikit dari sekian banyak karyanya yang masih tersisa. Yang lainnya pecah, rusak, dan tak memungkinkan dirawat lagi. Ketika dihelat ajang pameran seni rupa, kotoran sapi itu acapkali nangkring di etalase atau ruang-ruang pameran.

“Ini adalah bagian dari ilmu dinamisasi nilai. Sesuatu yang tak bernilai akan menjadi bernilai melalui proses dinamisasi. Caranya ya dengan dirawat, dikasih minyak wangi, dikasih menyan, dibawa ke berbagai penjuru dunia, dikenalkan tokoh-tokoh, lama-lama akan bernilai,” paparnya.

Bukan itu saja Bram membikin karya nyleneh. Sejak 1999 sampai sekarang, bapak berputra tiga ini juga masih membikin karya seni dinamisasi nilai melalui pengumpulan keringat manusia dan sumber mata air di dunia. Caranya, setiap berjumpa dengan manusia atau air yang menurutnya layak, ia mintai setetes dan sebotol air, lalu ia himpun dalam sebuah botol.

“Sampai sekarang, aktivitas itu masih terus berlangsung,” ujarnya.

Ilmu dinamisasi nilai itu pernah juga ia gunakan ketika Indonesia dilanda badai krisis ekonomi. Saat itu, ia ingin melelang kentut manusia kepada publik. Sayang, rencananya itu tak terwujud lantaran tak dapat izin dari penguasa Orde Baru kala itu.

“Saat itu, saya ingin melelang kentut Mbak Tutut [putri Presiden Soehatro kala itu]. Tapi, setelah saya izin Pak Harmoko, ternyata ditolak,” kisahnya.

Aries Susanto

Dipublikasikan oleh
Aries Susanto

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

6 jam ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

20 jam ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

1 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

1 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.