Kategori: News

Sukma Aji Bocah Ponorogo Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan

Kemiskinan Ponorogo, seorang bocah berusia tujuh tahun menderita hydrocephalus dan membutuhkan bantuan.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sukma Aji, bocah laki-laki berusia tujuh tahun asal Desa Suren, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, menderita hydrocephalus. Hampir tujuh tahun pula bocah malang itu hidup dalam kondisi kepala membesar karena penyakit yang dideritanya itu.

Anak bungsu dari pasangan Siti Maesaroh, 44, dan Mufita Usman, 50, itu hanya bisa tidur dan beraktivitas di atas tempat tidur. Masa kecil Aji hanya dihabiskan di tempat tidur dan merasakan sakit, tidak seperti anak sebayanya yang sudah bisa berlari dan bermain di luar rumah.

Maesaroh menuturkan saat lahir Aji dalam kondisi normal dan sehat. Anaknya itu baru menunjukkan tanda-tanda mengidap hydrocephalus sejak usia 50 hari dengan sesekali tubuh Aji panas dan demam. Ketika memasuki usia 64 hari, Aji semakin sering panas dan kepalanya sudah mulai terlihat membesar.

Kelebihan cairan yang ada di kepala Aji membuat dia terlambat berkembang. Anak itu juga tidak sanggup berdiri atau beraktivitas selayaknya anak seusianya. Aji hanya bisa tertawa dan bercakap ala kadarnya.

Karena kondisi tubuh anaknya yang semakin menunjukkan tidak normal, Maesaroh kemudian membawanya ke bidan. Selanjutnya, Aji dirujuk RSUD dr Harjono untuk mendapatkan perawatan dan kemudian Aji dirujuk ke RSUD dr Soedono. Kemudian Aji dioperasi tim dokter di RSUD dr Soedono. Selain itu, dokter juga memasang selang di kepala Aji.

“Usai menjalani operasi, kami membawa Aji kontrol ke Madiun sepekan sekali. Itu kami lakukan sudah hampir setahun setelah operasi,” kata dia kepada wartawan di rumahnya, beberapa hari lalu.

Karena persoalan jarak dan ekonomi, kata dia, dirinya hanya mampu membawa Aji untuk kontrol secara rutin selama satu tahun setelah operasi. Setelah itu, dia mengaku tidak memiliki biaya dan menghentikan kontrol ke RSUD dr. Soedono. Selain faktor biaya, Aji juga hanya mau minum susu dan memakan bubur beras merah untuk bayi.

Meski kondisi keluarganya yang serba kekurangan, Maesaroh mengaku selama ini tidak memiliki kartu jaminan kesehatan dari pemerintah, seperti BPJS, KIS, dan Jamkesmas.

Dia mengaku sudah beberapa kali mengajukan untuk mendapatkan kartu jaminan kesehatan itu ke pemerintah desa setempat. Namun, usahanya itu selalu gagal. Padahal, dirinya merupakan penduduk asli dan memiliki KTP Ponorogo.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

5 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

6 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

2 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.