Pergelaran wayang kulit di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto memecahkan rekor MURI. (Detikcom-Enggran Eko Budianto
Madiunpos.com, MOJOKERTO - Pergelaran wayang kulit di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pertunjukan selama tujuh malam berturut-turut itu dinobatkan sebagai pagelaran wayang kulit secara daring terlama di dunia.
Rekor baru itu diserahkan Senior Manajer MURI Sri Widayati kepada Mas Sulthon, pengusaha warga Desa Ketapanrame. Penyerahan rekor dunia ini dihadiri Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin.
"Kami umumkan dan kami sahkan kegiatan ini sebagai pagelaran wayang kulit secara daring terlama. Kegiatan ini resmi tercatat di MURI sebagai rekor dunia karena wayang budaya tradisional kita yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia," kata Widayati kepada wartawan di lokasi, Sabtu (19/20/2020).
36 Santri Ponpes di Lamongan Positif Covid-19, Santri Lain Diminta Pulang
Sulthon memecahkan rekor dunia baru tersebut pada 19-25 Agustus. Selama tujuh malam berturut-turut, dia menggelar pagelaran wayang kulit di rumahnya untuk memperingati HUT ke-75 RI sekaligus tahun baru Islam. Pertunjukan wayang kulit setiap malamnya digelar secara daring pukul 21.00-03.00 WIB.
"Kami mengapresiasi pagelaran wayang kulit yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pentas seni budaya rentan kalau digelar secara fisik, tapi Gus Sulthon peduli melestarikan kebudayaan menggelar pagelaran wayang kulit secara daring tujuh malam berturut-turut," terangnya.
Sulthon menjelaskan pagelaran wayang secara daring untuk mencegah persebaran Covid-19. Selama pertunjukan, tidak ada penonton yang diizinkan masuk ke halaman rumahnya. Karena pagelaran wayang kulit selama tujuh malam berturut-turut itu dia siarkan langsung melalui YouTube.
"Kami ingin melestarikan budaya wayang, kami niatkan cinta tanah air. Di sisi lain saya ingin memberi contoh ke pengusaha yang lain walaupun di tengah pandemi Covid-19 tetap menanggap wayang secara virtual," jelasnya.
Untuk menggelar pertunjukan wayang kulit selama tujuh malam, Sulthon mendatangkan tujuh dalang berbeda. Namun, cerita yang mereka mainkan sama. Yaitu Wahyu Rejeki Agung Lumintu.
"Harapannya saya sekeluarga dan masyarakat semua tetap mendapatkan rezeki secara terus menerus walaupun sedang pandemi Covid-19," ungkapnya.
Sadis! Bayi 12 Hari Tewas Diterkam Anjing Peliharaan Ortunya
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengapresiasi kepedulian Sulthon terhadap pelestarian kesenian wayang kulit. Menurut dia, tetap eksisnya kesenian wayang kulit juga akan mendongkrak pertumbuhan sektor UMKM.
"Mudah-mudahan ini menjadi penyemangat dunia kebudayaan sehingga budaya ini lestari. Membantu gerakan ekonomi UMKM di Jatim khususnya, di Indonesia pada umumnya," pungkasnya.
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More
Madiunpos.com, DEPOK – PT Pegadaian terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ekosistem pendidikan di Indonesia dengan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas akses layanan keuangan produktif dengan… Read More
This website uses cookies.