Vaksin Sinovac buatan China. (sinovac.com.cn/
Madiunpos.com, MADIUN -- Heboh penemuan antibodi yang diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19 menarik perhatian banyak pihak. Terutama dari pihak yang berkepentingan secara langsung dengan klaim tersebut.
Guru Besar Fakultas Farmasi Unversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt., menyampaikan bahwa masyarakat jangan mudah percaya terhadap klaim semacam ini karena penemuan obat bukan sesuatu yang mudah.
“Jika ada berita-berita yang mengklaim penemuan obat Covid-19, jangan cepat percaya, karena penemuan obat Covid-19 tidak semudah itu. Carilah info-info berimbang pada lembaga-lembaga yang terpercaya seperti Badan POM,” ucapnya, seperti dikutip Madiunpos.com dari laman resmi UGM, ugm.ac.id, Kamis (6/8/2020).
LIPI: Kandidat 27 Vaksin Covid-19 Masuk Tahap Uji Klinis Pada Manusia
Zullies juga menyebut adanya kesalahan persepsi dalam penyebutan antibodi, obat, dan vaksin. Ia mengatakan ketiga hal itu memiliki pengertian yang berbeda.
Ia menjelaskan antibodi adalah suatu protein yang dibentuk oleh sistem imun ketika menghadapi paparan antigen/patogen, bisa berupa virus, bakteri, jamur, dan lainnya. Termasuk terhadap virus Covid-19. “Jadi kalau ada orang yang mengklaim menemukan atau menciptakan antibodi, tentu itu hal yang sangat tidak tepat,” imbuhnya.
Antibodi, terangnya, adalah senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel imun, yaitu oleh sel limfosit B yang bekerja melawan antigen. Dalam hal Covid-19, yang bisa disebut sebagai produk antibodi adalah plasma convalescent yang berasal dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh.
“Pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan memiliki antibodi terhadap Covid-19, nah ini yang kemudian diisolasi plasma darahnya lalu ditransfusikan kepada pasien sakit, di mana plasma darah ini mengandung antibodi Covid-19,” terang Zullies.
Mantap! Vaksin Covid-19 Dari 3 Negara Sudah Masuk Indonesia
Dalam konteks lain, suatu antibodi bisa diisolasi dari makhluk hidup dan mungkin dikemas menjadi satu sediaan, misalnya anti bisa ular (ABU). Serum anti bisa ular dibuat dengan cara memberikan bisa ular ke dalam tubuh hewan, seperti kuda atau domba.
Sementara proses penemuan vaksin dan obat, papar Zullies, adalah proses yang berbeda. Obat bisa berasal dari senyawa kimia atau diisolasi dari herbal, atau sumber lain. Obat memiliki target tertentu pada tubuh manusia. Namun sebelum dicobakan ke manusia, calon obat harus menjalani dulu serangkaian uji pre-klinik pada hewan atau pada sel, selain itu juga harus diuji keamanannya.
Sedangkan vaksin sendiri bukanlah obat, melainkan suatu senyawa berupa antigen yang lemah yang bekerja memicu produksi antibodi pada tubuh orang yang divaksin.
Untuk vaksin Covid, maka bisa dibuat antigen berupa keseluruhan virus yang dilemahkan atau bagian dari virus yang kemudian ditempelkan pada virus pembawa lain, atau berupa mRNA virus SARSCoV2. Orang yang menerima vaksin ini akan menghasilkan antibodi terhadap virus Covid, sehingga menjadi lebih kebal dan tidak mudah terinfeksi.
“Penelitian tentang vaksin di Indonesia sudah dimulai di Lembaga Eijkman bekerja sama dengan PT Bio Farma, tetapi prosesnya masih panjang untuk sampai ke pasar,” katanya.
Nah, jadi jangan sampai salah lagi tentang pengertian antibodi, obat, dan vaksin.
Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian sambut meriah kehadiran aplikasi terbarunya Tring! by Pegadaian, dengan menggelar Festival Tring!… Read More
Madiunpos.com, BOYOLALI -- Bea cukai Solo musnahkan 12,4 juta batang rokok ilegal yang secara seremonial… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam mendukung Employee Well-being dan mengapresiasi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More
This website uses cookies.