Ilustrasi kucing. (freepik)
Madiunpos.com, MADIUN – Kucing adalah salah satu hewan lucu yang kerap dijadikan peliharaan. Tingkahnya yang menggemaskan membuat beberapa orang memilih kucing menjadi teman setianya.
Saat Anda memiliki hewan peliharaan, pastikan agar kebersihannya terjaga. Termasuk saat memelihara kucing. Seringkali, kotoran kucing juga menjadi keluhan banyak orang. Bulu kucing yang rontok di sejumlah tempat juga menjadi persoalan tersendiri.
Banyak yang mempercayai bulu kucing dapat menyebabkan seseorang menjadi susah memiliki keturunan. Hal ini karena kucing disebut sebagai hewan yang membawa parasit toksoplasma yang akan mengganggu kesuburan wanita.
Polisi Buru Penyebar Pertama Video Seks “Mirip Gisel”
Lantas benarkah mitos bulu kucing menyebabkan seorang wanita susah hamil itu benar?
Dikutip dari sehatq.com, Jumat (6/11/2020), klaim mengenai bulu kucing menyebabkan wanita susah hamil itu kurang tepat. Kucing memang berpotensi menyebarkan tokso, tapi bukan lewat bulunya, melainkan kotorannya.
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii dan memang dapat menular dari hewan vertebrata seperti kucing ke manusia (zoonosis). Namun, kotoran kucing bukanlah satu-satunya sumber parasit Toxoplasma gondii yang dapat mengakibatkan toksoplasmosis. Anda juga dapat terkena penyakit ini jika sering makan sayuran mentah dan buah-buahan segar dengan proses pencucian yang kurang bersih.
Diduga Rem Blong, Truk Fuso Sebabkan 8 Kendaraan Kecelakaan Karambol di Batu
Meski bulu kucing terbukti tidak mengakibatkan toksoplasmosis, bukan berarti Anda terbebas dari risiko penyakit tertentu ketika memelihara kucing di rumah. Inilah bahaya bulu kucing yang harus Anda waspadai.
Harvard Health menyatakan kucing kemungkinan besar memiliki kutu di balik bulu-bulunya yang lebat dan indah. Kutu-kutu ini bisa berpindah ke manusia, terutama ketika Anda mengizinkan hewan peliharaan tersebut tidur satu kasur dengan Anda.
Penyakit yang disebabkan oleh kutu kucing ini yakni penyakit Lyme, ehrlichiosis, babesiosis, hingga plak pada kulit manusia.
Gejala khas dari penyakit Lyme adalah munculnya bercak merah yang dinamakan erythema migrans, sedangkan ehrlichiosis ditandai dengan demam dan sakit kepala, serta babesiosis mirip infeksi malaria.
Heboh Boikot Produk Prancis, Hotman Paris Ngotot Enggak Akan Ganti Nama
Sebagian besar orang yang menderita alergi kucing berpikir bahwa hewan itu menjadi allergen karena bulunya. Padahal bulu kucing tidak menyebabkan alergi.
Sebaliknya, reaksi alergi dapat timbul ketika Anda terkena air liur kucing, air kencing, atau dander alias serpihan kulit kering di balik bulu kucing tersebut.
Kandungan protein yang terdapat dalam bagian dari kucing tersebut yang kerap memicu munculnya reaksi alergi. Sistem imun kerap menyangka mereka adalah benda berbahaya, terutama ketika menyentuh kulit atau terhirup masuk ke saluran pernapasan, sehingga sistem imun melawan mereka seperti halnya mereka memerangi virus atau bakteri.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.