Gus Dur (Sumber nu.or.id)
Madiunpos.com, JAKARTA -- Banyak cerita menarik yang jarang diketahui publik mengenai Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat anak-anak.
Greg Barton dalam buku Biografi Gus Dur: The Autorized Biography of Abdurrahman Wahid menceritakan tentang sosok Gus Dur saat anak-anak.
Greg menulis, menurut sanak saudaranya yang lebih tua, Gus Dur adalah anak yang tumbuh subur dan tak bisa ditekan.
Musala Al Istiqomah Dibangun Didi Kempot untuk Istri dan Tetangga
"Kadang-kadang, demikian kata mereka, ia diikat dengan tambang di tiang bendera di halaman depan. Itu sebagai hukuman bagi leluconnya yang terlalu jauh atau sikapnya yang kurang sopan," tulis Greg dalam halaman 40 dalam buku itu.
Ketika belum genap berusia 12 tahun, Gus Dur telah dua kali mengalami patah lengan akibat kegemarannya memanjat pohon. Pertama, lengannya patah karena dahan yang diinjak patah.
Terima Bantuan Sembako, Mbah Katinem Menangis Terharu
"Kemudian, ia hampir kehilangan tangannya. Ketika itu, ia mengambil makanan dari dapur dan kemudian memakannya di atas dahan sebuah pohon besar," jelas Greg Barton.
Karena keenakan di atas pohon, tulis pengamat NU ini, ia tidur dan kemudian menggelinding jatuh. Dalam ingatan Gus Dur, kala itu ia mengalami patah tulang serius sehingga tulang lengannya menonjol keluar.
"Untunglah, karena tindakan cekatan dokter, tulang yang patah itu dapat bersambung kembali. Namun, Gus Dur muda tetap kurang berhati-hati dan selalu bertindak impulsif," jelas Greg Barton.
Bahrudin, Dukun Asal Madiun dalam Para Pencari Tuhan Jilid 13
Wahid Hasyim, ayahnya yang pernah menjadi Menteri Agama, sempat menawarkan Gus Dur untuk bersekolah di sekolah elite yang biasanya dimasuki anak-anak pejabat pemerintah. Namun, Gus Dur lebih menyukai sekolah-sekolah biasa karena tak betah.
Gus Dur memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar KRIS di Jakarta Pusat. Ia mengikuti pelajaran di kelas tiga dan kemudian di kelas empat.
"Gus Dur kemudian pindah ke Sekolah Dasar Matraman Perwari. Letaknya di dekat rumah keluarga mereka yang baru di Matraman, Jakarta Pusat," tulis Greg Barton.
Setahun setelah ia menamatkan sekolah dasar dan memulai Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP). ia terpaksa mengulang kelas karena gagal dalam ujian.
Mengenal Lembaga Eijkman, Tumpuan Jokowi Temukan Vaksin Corona
Penyababnya karena ia sering menonton pertandingan sepakbola sehingga tak mempunyai waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
"Oleh karena ia cukup pandai--walaupun pada saat yang sama ia cenderung bermalas-malasan--hingga saat itu Gus Dur belum pernah belajar keras. Pelajaran-pelajaran yang diterimanya di kelas ia rasakan tidak cukup menantang," jelas Barton dalam halaman 49 buku tersebut.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.