Madiunpos.com, MADIUN -- Bangunan aset PT Kereta Api Indonesia (KAI) banyak tersebar di wilayah Madiun, Jawa Timur. Terlebih di wilayah Madiun ada jalur kereta api yang saat ini sudah tidak aktif dari Madiun-Ponorogo sepanjang 32 km.
Rel kereta api dan sejumlah bangunan stasiun di wilayah itu saat ini terbengkalai dan tidak berfungsi. Bahkan sebagian besar besi rel pun hilang.
Salah satu bangunan yang terbengkalai yaitu bangunan Stasiun Pagotan di Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Stasiun Pagotan berada persis di belakang pabrik gula Pagotan. Stasiun Pagotan ini aktif beroperasi sekitar tahun 1907 dan ditutup sekitar tahun 1984.
Saat Madiunpos.com mendatangi bangunan Stasiun Pagotan, Senin (4/3/2019), aroma pesing dan bacin menyergap hidung. Bangunan tersebut terlihat tidak terawat dan terbengkalai.
Banyak bagian bangunan Stasiun Pagotan rusak di sana-sini. Meski demikian, bangunan tersebut terlihat masih kokoh. Gedung tersebut tertutup, namun Madiunpos.com bisa melihat bagian dalam gedung dari kaca jendela yang pecah.
Terlihat ada banyak sekali kayu dan kardus di dalam gedung. Di dalamnya pun terbengkalai. Di sisi kanan dan kiri bangunan stasiun itu ada bangunan rumah warga. Salah satunya dimanfaatkan untuk usaha warung kopi.
"Saya menyewa bangunan ini dari PT KAI. Saya sudah tinggal di sini hampir 24 tahun," kata Angga, pria yang tinggal di samping kanan bangunan Stasiun Pagotan Madiun.
Dia menceritakan orang tuanya dahulu yang pertama tinggal di tempat itu. Kemudian Angga melanjutkannya dan kini tempat itu dimanfaatkan sebagai warung kopi.
Angga menceritakan bangunan utama Stasiun Pagotan memang sudah terbengkalai sejak puluhan tahun lalu. Namun, saat ini bangunan Stasiun Pagotan itu kini telah ditinggali seseorang.
"Saat ini ditempati orang. Tapi cuma dimanfaatkan untuk penyimpanan barang saja," ujar dia.
Pria tersebut menceritakan tempat tersebut memang kerap dijadikan tempat kencing orang-orang. Biasanya orang kencing di bagian belakang gedung stasiun. Jadi tak heran kalau tempat itu sangat pesing dan bau.
Selain itu, kata dia, tempat tersebut juga kerap dijadikan tempat mabuk-mabukan. "Iya di situ sering ada orang mabuk-mabukan," ujar dia.
Pada saat musim giling tiba, biasanya ada kegiatan pasar malam di lokasi tersebut. Dengan adanya pasar malam itu, tempat tersebut biasanya sangat ramai dikunjungi warga.
Saat dimintai konfirmasi mengenai terbengkalainya bangunan tersebut, Manajer Humas Daops VII Madiun, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan semua aset baik lahan maupun bangunan yang tidak termasuk rail on way (ROW) disewakan.
Pihaknya juga mengaku menjaga seluruh bangunan yang dimiliki PT KAI. "Semua aset kita jaga. Kita juga optimalkan untuk disewakan," kata Ixfan.
Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menerima penghargaan bergengsi Paritrana Award… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
This website uses cookies.